Monday, December 20, 2010

Rantai Gajah

Bukan kali pertama saya mengikuti sebuah training motivasi. Sudah berkali-kali saya merasakan luapan energi positif dari sang motivator yang mampu membangunkan singa yang tertidur di dalam diri saya. Dengan pandainya sang motivator memainkan hati ini menjadi gembira, sedih, bersemangat, malu, bahkan menjadi berani mati. Sayang suasana itu seringkali hanya terjadi sesaat dan hanya terjadi di tempat berlangsungnya training entah outdoor maupun indoor. Ingin sekali rasanya jika setiap saat ada motivator yang memberikan suntikan semangat di saat kejenuhan melanda, kemalasan menjangkit, dan pikiran negatif menghantui diri ini. Apa bisa?
tanyakan saja pada rumput yang mulai bertumbuhan di bekas lahan yang terkena erupsi Merapi.

Saya sudah sering ikut training, bolehlah saya sekali-kali menjadi motivator sesaat.

Saudara-saudara tahu cara menjinakkan gajah liar?
Kalau belum tahu, ayo kita belajar bareng.!
Anda takut? Jangan khawatir saya cuma ingin anda membayangkan prosesnya.

Ayo kita mulai.
Bayangkan seorang seekor gajah liar yang tingginya setinggi bulldozer sedang menginjak-nginjak bola kaki, nampaknya dia sedang kesal akibat kekalahan kesebelasan Gajah Jaya FC. melawan Mitra Jerapah FC. Nampaknya kita harus lebih berhati-hati, kesalahan sedikit saja nyawa kita bisa terpental. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menyiapkan senapan lengkap dengan peluru bius. Jangan lupa bawa cadangan! karena saya khawatir tembakan pertama kita meleset dan mengenai Pak Lurah persis seperti film-film lawak.

Ok.. bukan saatnya untuk bercanda, bidiklah gajah liar itu. Usahakan agar tembakan kita tidak begitu melukainya, karena tujuan kita hanya membius bukan untuk membunuhnya. Tetap fokus..fokus..fokus.. TEMBAK!

"CLUUP" tembakan berhasil menghujam di pahanya, tapi jangan senang dulu. Lebih baik kita ingat-ingat lagi apakah peluru bius tadi dosisnya sudah tepat atau belum atau jangan-jangan dosisnya cuma cukup untuk membuat ayam jago merem sebentar.

Alhamdulillah gajah benar-benar sudah tumbang. Tarik nafas panjang sekarang..
Ayo tarik!
Tahan.. terus tahan lagi.. tahan.. sebentar ya saya mau mengerjakan laporan praktikum dulu.

Ok. nampaknya teman-teman tidak bisa dibohongi. Ayo kita lanjutkan proses penjinakkan gajah.

Siapkan rantai besar yang tidak bisa dipatahkan oleh sang gajah. Ikatkan di kakinya dan tambatkan rantai pada pohon besar yang diperkirakan bisa menahan gajah. Jangan lupa estimasi waktu berapa lama bius akan bertahan. Jika efek obat bius sudah habis, lebih jangan mendekati jangkauan gajah. Saya khawatir otak anda akan bergeser 90 derajat gara-gara diinjak gajah.
Secara naluriah gajah akan mencoba berdiri dan segera mencari tempat yang lebih nyaman untuk dirinya. Tapi sayang rantai itu mampu manahan si gajah dengan baik. Jatuh bangun Aku mengejarmu gajah mencoba melarikan diri. Berkali-kali dia coba berlari dan berkali-kali pula dia terjatuh. Sebagai manusia yang baik dan suka menabung ada baiknya kita beri dia makan, tapi tolong dia bukan manusia jadi jangan kasih dia burger, sosis, nugget, dan lain-lain. Saya khawatir si gajah nanti kena kanker, stroke, atau serangan jantung, jadi kasih tumbuh-tumbuhan aja.

Gajah akan merasa tentram, karena tanpa perlu capek-capek mencari rumput dan lain-lain. Cukup tidur-tiduran aja. Situasi memanjakan ini membuat gajah menjadi lebih tenang dan nyaman. Begitulah prosesnya hingga gajah mulai tidak memberontak lagi.

Inilah proses yang sesungguhnya, ayo kita ganti rantai besar tadi dengan tali yang kekuatannya lebih kecil dan ikatkan pada tiang yang kecil. Maka kita akan melihat sebuah proses yang bisa disebut rekayasa sosial, gajah yang pada awalnya bersemangat memberontak kini menjadi gajah yang pemalas. Gajah itu tidak mau lagi mencoba kabur dengan memutuskan tali atau mencabut tiang. Gajah itu sama sekali tidak mencoba untuk lagi, akibatnya gajah menjadi lebih jinak dan nampak seperti tidak berdaya lagi untuk melarikan diri.

Hikmah yang coba kita gali di sini adalah lenyapkan "RANTAI GAJAH" yang mengekang dirimu. Jangan pernah biarkan apa yang kita pikirkan menghambat kita untuk berbuat lebih. Jangan sampai kita menjadi lemah hanya karena apa yang kita pikirkan, persis seperti gajah tadi. Padahal jika dia mau berusaha sedikit lagi, bisa dipastikan dia bisa kabur dan kembali ke belantara. Sayangnya itu tidak terjadi lagi, RANTAI GAJAH telah menghancurkan masa depannya.
Jangan sampai itu terjadi pada diri kita! PUTUSKAN RANTAI GAJAHMU!

Silakan tuliskan RANTAI GAJAH yang melekat pada diri anda!
..................................................

bersambung..