Friday, February 26, 2010

Paper by Ahmad Karsidi

This post has different with other my post. My friend, Ahmad Karsidi, request me to post his paper into my blog. So I post it for you all.

The Role of Forest Ecology(Forestry Education)


By entering the advanced of global era, the development of forestry growth rapidly. Not only bounded in domestic area, but also take a role in global part. Now days environment issues has become a hot topic to talk and it makes forest in front position as a future hope gene to look for a solution. But in developing process,its not easy to realize. In the fact,environment problem mostly caused by decreasing forest field with developing of infrastructure rate for developing country. Forest as a lung of the earth has been forgotten its function just like a lungs of humans organ.

If we could see both of the fact that contrary to each other smarter, it’s not only could be problem but also challenge. Like problem with its solution.where the problem is wide area of forest is decreasing and the challenge is described with how to stop and andure the velocity or rate of decreasing forest and keep it sutainable. Forestry science is an explaination how to connect both of this matter to be something that affect each other then certainly involving forester into its processes,especially a young forester. Forester's role as one of panel who have big contribution on forestry sector at once as a good sprout from current generation need forestry education and capacity added.Its supposed to prepare early and properly to face the next bigger problem.

Learning from the past,experience theory readness and practice to face the forest challenge for the future is very urgent.it require to unity between mankind and their nature, its called ecology. Theoriticaly ecology definition is science that learning relationship between living organism and their environment.Other definition said that the set of relation ship of particular organism with its environment.In another side said that humans role to understand a right relation ship between human and their environment. From this understanding of ecology, it is supposed to determine that a right and wise treatment for managing forest so created a match and good relation ship between forest and society. Forest ecology is a basic science in forestry science explained that forest is a part of world ecosystem component and if it were not in balance condition,it will affect work stability another one/other component.Its just like a circle chains lost its one part chain. By understanding ecology we able to know what we have to do to the forest, a right technology treatment with no lose out and what the created effect by unstability ecosystem. Ecology is supposed to be an effective solution By approaching system.

Indonesia's forest as one of asset that relevance with a lot of side in different level, local, national, even international. To keep its sustainability certainly required our responsibility together. In more specific case, forester’s role as generation who have quite education skill must take apart further. In other side forester also supposed to build and repair for a new image of forestry from domestic until global. Because of Indonesia forestry image becoming worse, Indonesia with high rate of degradation and deforestation included as one of the biggest emitter in the world.Other problem here is Indonesia has bad global diplomatic skill in facing so many biodiversity and environment issues on international forum. In any time Indonesia can not build a good communication and good cover about its work achievement. And it impact the international public perception fulled by negative image/perception.

Facing forest and forestry indonesia’s image in complex and hard situation, certainly formal and informal education in forestry sector is very important role to fix/repair its quality. Science from forestry study is including how to build a good image better of forest and forestry. It also support our country as a developed country. IFSA is the only association aimed to enrich formal forestry education,international coorperation and networking among its member and from other professional work partner, its also a good media for indonesia’s forester to enrich forestry education especially communication building and making decision (by following converence as observer), how to negotiate,etc.One of the advantage from this symponsium is it can be media learning to increase diplomatic capacity skill.All the things above are a part of forestry education from theory until practice and other problem that supposed to be more focus is how to conserve indonesia’s forest field to keep its sustainability(also increasing a mount of its quantity and quality) so chance and challenge could be balanced with forestry education quality.

by: Ahmad Karsidi [Forest Product Technology 2009 and IFSA's (International Forestry Student Association) member]

Wednesday, February 24, 2010

Ada Kehidupan di Tamtim

Udah 3 hari ini terik matahari terasa menyengat kulitku yang udah terlanjur angus ini. Keringet terus ngebasahinku sepanjang hari, kata orang sih keringetan tu bikin sehat. Tapi ini mah beda, kalau lama kelamaan mah bukannya sehat malah bisa jadi manusia asin. Panasnya gak cuma terasa kalau kena sinar matahari, tapi udaranya juga jadi ikutan panas. Jadi di dalam kelas udah bisa diibaratkan aku ini adonan roti yang udah dicetak terus dimasukin ke oven yang dalam hal ini adalah kelas (kebetulan di sini masih banyak ruangan kelas yang gak ada AC nya, stel timer dan suhunya, tinggal tunggu matengnya deh. Maka jadilah kue “manusia” kering khas kalimantan yang spesial dipanggang di jogja. Ada yang mau coba?


Kalau cuaca panas kayak gini, ada 2 tempat yang jadi favoritku, yaitu masjid dan tamtim. Kalau masjid mungkin kita udah tau kalau kebanyakan masjid tu suasananya sejuk dan nyaman, cocok banget buat ngelepas lelah (baca: tidur siang). Kalau tamtim tu tempat apaan? Secara etimologi kata tamtim berasal dari perpaduan dua buah kata, yang merupakan bahasa Indonesia tulen, yaitu taman dan timur. Berhubung kemampuan berbahasa Indonesia ku kurang, jadi gak bisa ngasih definisi taman dengan baik, pokoknya taman tu suatu tempat di area yang terbuka yang dihiasi dengan berbagai macam tumbuhan dan ornamen yang fungsinya memperindah. Bener gak ya? Ngaco banget ni. Kalau timur ya timur. Kalau liat di kompas timur ya di samping kirinya utara, eh salah, di kanannya. Maklum sewaktu masih di Kalimantan kami mendefinisikan arah dengan cara yang agak beda, dan biasanya bergantung pada letak sungai. Arah-arahnya ada 4, yaitu hulu (untuk arah yang berlawanan dengan arus sungai), hilir (untuk arah yang searah dengan arus sungai), darat (untuk arah yang menjauhi sungai), dan laut (untuk arah yang mendekati sungai).


Kembali ke definisi tamtim maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tamtim adalah area terbuka yang dihiasi dengan berbagai macam tumbuhan dan ornamen yang fungsinya memperindah yang terletak di sebelah timur, dalam hal ini adalah sebelah timur Fakultas Kehutanan UGM.


Tamtim memiliki 1 ciri khas dan jika ciri khas ini hilang maka tamtim gak akan seindah saat ini. Ciri itu adalah adanya pohon trembesi (Samanea saman) yang letaknya ada di tengah-tengah tamtim. Pohon ini bertajuk payung yang melebar sehingga menaunginya orang-orang yang bernaung di bawahnya. Sungguh beruntung orang yang menanam pohon ini, pastilah beliau mendapatkan amal yang gak putus-putus selama pohon ini masih memberikan manfaat.

terlihat beberapa pohon-pohon tanjung


Ada banyak kegiatan yang telah dilakukan di tamtim, selama aku menjadi mahasiswa Fakultas Kehutanan di sini. Tempat ini sering dijadikan sebagai tempat rapat, tempat berdiskusi antar mahasiswa, syukuran, tentoring kuliah oleh senior-senior, tempat mengerjakan tugas (sekaligus laporan dan PR), sekedar untuk ngobrol dan ngelepas lelah, tempat berkumpul jika mahasiswa ingin pergi bareng ke suatu tempat, tempat buka bersama, tempat olahraga, dan kadang-kadang ada yang pacaran (ini harus diwaspadai.. karena sangat berbahaya). Tidak hanya mahasiswa fakultas kehutanan, mahasiswa fakultas lain pun sering ke sini untuk rapat bahkan masyarakat umum pun sering ke sini.

Kongres Forestry Study Club VI yang berlangsung di bawah pohon trembesi


Hayo tebak-tebakan gambar

Di Tamtim gak cuma ada pohon trembesi, di sini kita juga bisa melihat pohon meranti (kebetulan yang ada di sini Shorea selanica) yang menjulang tinggi dan tidak hanya ada 1 pohon, ada juga pohon tanjung, damar, dan lain-lain. Di sini banyak ditanami tanaman-tanaman hias yang semakin menambah kesejukan. Kalau melangkah di sini, harap berhati-hati, licin banget. Soalnya lumut pada nempel di lantai semennya. Ada yang unik dari Fakutas Kehutanan dibanding dengan fakultas-fakultas lain, yaitu semacam tugu yang ada tulisan Fakultas Kehutanan dan denahnya, yang desainnya beda banget, karena ada papan kayunya (mungkin udah kekhasan kehutanan), sedangkan fakultas lain biasanya cuma pake beton. Tapi sayang dijadiin tempat singgah kabel-kabel telepon dan cukup mengganggu pemandangan. Ada lagi yang keren yaitu background berupa gedung yang menjulang tinggi yang masih lumayan baru.

Inilah salah satu penanda jika anda masuk ke wilayah Fak. Kehutanan

Ada sisi lain dari tamtim yang bisa dibilang sumber nafkah bagi sebagian orang. Yaitu daun-daun yang gugur, jumlahnya lumayan banyak, dan para petugas kebersihan lah ahlinya. Tapi jangan sangka tugasnya cuma se-ringan ini. Area yang harus bersihin luas banget, maklum Fakultas Kehutanan banyak banget pohonnya. Jadi aku menyarankan bahkan sangat menganjurkan jangan sekali-kali bercita-cita menjadi petugas kebersihan, pokoknya jangan! Ini serius.. demi masa depan anda. Kecuali terpaksa. Kalau punya anak sekolahin tinggi-tinggi, terus kasih tau:” Nak.. Jangan bercita-cita jadi petugas kebersihan ya, itu pekerjaan berbahaya, salah sedikit bisa mati”.

Sepertinya omonganku mulai ngawur. Oke kita sudahi dulu posting kali ini. Temen-temen juga bisa menikmati fasilitas buletin islami tinggal klik di sini atau klik tab di atas.


Untuk temen-temen di Bontang yang udah pada kerja, selamat bekerja ya, tetep patuhi K3.

Untuk temen-temenku yang masih ngelanjutin pendidikannya, terus berjuang ya. Inget orang tua di rumah yang udah ngebiayain kita dan jangan lupa ibadahnya.


Thursday, February 18, 2010

About Buku

Toko buku.. Tempat favoritku buat melarikan diri untuk sementara waktu dari masalah-masalah yang selalu datang. Eiits.. Jangan salah paham dulu, bukan berarti aku mau ngehindarin masalah. Ini cuma buat nge-refresh lagi pikiran yang dah kalut biar gak stres dan gak perlu nemenin “mantan calon” legislatif Pemilu 2009 kemaren yang sekarang lagi nyantai-nyantai di Rumah Sakit Jiwa. Ngomong-ngomong soal toko buku, aku punya toko favorit, namanya Togamas. Awalnya aku gak sadar kalau nama toko ini (Togamas) adalah nama seragam para sarjana saat wisuda (toga), cuma ditambahin mas. Berarti kalau di-translate ke bahasa “sehari-hariku” jadinya Golden Toga dong?? (ngaco) Ada yang menarik dari toko buku ini, mungkin kalian juga bakal tertarik book shopping di sini. Yang menarik di sini harga bukunya lebih miring dibandingkan harga buku di toko-toko buku besar lainnya. Contohnya harga buku best seller international yang berjudul “Outliers” yang ditulis oleh Malcolm Gladwell, di toko buku Gramedia harganya Rp 60.000,00, sedangkan di toko buku Togamas berharga Rp 48.000,00, karena udah di-diskon sebesar 20%. Tokonya juga gak kalah gede ama Gramedia, penataannya bukunya juga baik, biasanya ada buku yang telah dibuka pembungkus plastiknya (sehingga memudahkan kita untuk mengecek isinya), ada kolam ikan yang menyejukkan suasana, dan buku yang telah dibeli akan diberi dan dipasangin sampul tanpa dipungut biaya tambahan. Kekurangannya, database bukunya kurang tertata dengan baik, sehingga agak kesulitan jika mencari buku melalui komputer yang disediakan dan letak buku sering berubah-ubah. Selain itu suasana di sana cukup panas karena tidak menggunakan AC tapi syukur atapnya agak tinggi. Bagi temen-temen yang Jogja dan sekitarnya, aku rekomendasiin toko buku ini.

Terus.. aku ngapain aja di sana? Aku biasanya pergi ama salah seorang temen baikku yang berasal dari Bekasi, namanya Agung. Sesampainya di sana kami biasanya ke tumpukan buku-buku best seller, kalau gak ada menarik aku ke tempat tumpukan buku-buku “Benny and Mice”. Jangan salah kira, ini buku ini asli buatan Indonesia. Benny and Mice adalah judul dari komik strip terbit di harian Kompas tiap hari Ahad yang digambar oleh Benny Rachmadi yang dilahirkan di Samarinda dan Muhammad Misrad. Komik-komik strip itu dikemas dalam beberapa buku, unsur humornya masih tetap segar, walaupun isu yang diketengahkan dalam komik-komik itu telah cukup lama berlalu. Dan hebatnya aku belum pernah 1 kali pun membeli bukunya..hehe. Ini salah satu komiknya yang diterbitkan di Kompas:


Dua hari yang lalu aku membeli sebuah buku berjudul “Tipping Point” yang ditulis oleh Malcolm Gladwell, buku ini udah cukup lama namun isinya berisi banget (??). Fakta dan sumber yang dia tulis bener-bener yang meyakinkan. Pada inti buku ini menjelaskan bagaimana hal-hal kecil berhasil membuat perubahan besar. Ini gambar cover-nya:



Berita duka.. Desain kaosku gak terpilih jadi 10 desain terbaik dalam Lomba Desain Kaos yang diadain KMMH (Keluarga Mahasiswa Manajemen Hutan). Emang sih aku akui desainku ngasal banget. Sayang desain yang ku bikin datanya udah ke apus jadi gak bisa ditunjukin di sini. Tapi ini salah satu elemen yang aku masukin ke desainnya:
Oia.. Hampir lupa.. Toko Buku Togamas lagi ngadain diskon, 30% untuk semua buku mulai tanggal 15-21 Februari 2010 .

Monday, February 15, 2010

Hutan dan Diriku

Sesuatu akan terasa sangat berarti ketika kita kehilangan sesuatu itu.


Kalimat ini terasa sangat melekat di dalam pikiranku setelah tadi pagi mengikuti kuliah Ilmu Tanah Hutan. Emang harus diakui bahwa manusia (terutama “manusia Indonesia”) baru sadar betapa pentingnya hutan ketika hutan telah berada di ambang kemusnahan. Segala macam upaya dilakukan agar bisa ngembaliin keadaan hutan ke keadaan semula dengan biaya yang tentu saja jauh berlipat lebih besar dibanding hasil yang diperoleh dari perusakan hutan, yang hanya menguntungkan para mafia hutan (baca: cukong-cukong dan penambang-penambang tak bertanggung jawab). Belum lagi jika upaya itu dicemari oleh perilaku masyarakat Indonesia yang masih megang tradisi KKN.


Hal-hal inilah yang bisa menepis anggapan orang-orang yang sering bilang: “Ngapain masuk kehutanan, hutannya udah mau habis, prospeknya gak cerah”. Kalau menurut kami (rimbawan), justru inilah yang menjadikan pekerjaan untuk lulusan kehutanan semakin banyak, yang otomatis prospeknya menjadi lebih baik. Ya mirip-miriplah ama petugas pemadam kebakaran, kalau makin banyak kebakaran makin baik prospeknya, tapi kebakaran adalah sesuatu yang tak diharapkan. Begitupula lulusan kehutanan, kerusakan hutan bukanlah yang mereka harapkan.


Gak sulit ngebayangin gimana nasib hutan beberapa masa yang akan datang. Namun sebenarnya bukan di sini letak permasalahannya, yang jadi masalah adalah apa yang akan terjadi seandainya hutan bener-bener rusak dan apa yang harus kita lakukan agar hal itu gak perlu terjadi? Ini tugas anda, harap dikumpulkan segera..hehe.. Mirip dosen ya.


Ngomong-ngomong hari ini adalah hari pertama kuliah semester II (WOOW.. udah semester II). Alhamdulillah semester I diakhiri dengan IP yang cukup. Aku juga sedikit bersedih, karena 1 mata kuliah aku dapat nilai E. Ini mungkin udah kehendak Allah. Mata kuliah yang gak aku ikutin adalah Porestri Caping.. ralat.. maksudnya Forestry Camping (FC). FC berbeda dengan mata kuliah yang lain, karena kuliah hanya 4 hari dan berlangsung pada waktu liburan semester. FC akan memberi sedikit gambaran mengenai apa yang akan dihadapi oleh mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM yaitu HUTAN. Oia.. aku belum ceritain kenapa aku gak bisa ikut FC. Begini ceritanya.. 4 hari menjelang FC tepatnya pada tanggal 28 Januari 2010 (tepat pada masa 100 hari kepemimpinan SBY- Boediono), saat dinihari aku merasakan not delicious body (pasti gak ngerti artinya apa..hehe. dalam bahasa Indonesia artinya adaah gak enak badan) dan suhu badanku terasa naik. Tau kah yang terjadi apa? Jawab sodara-sodara. Tebak-tebak berhadiah ni.hehe

Ternyata aku terkena penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) Pokoknya menyedihkan dah, mesti ngerawat diri sendiri ,cari makan sendiri, nyuci sendiri, asli badanku terasa lesu banget. Aku terpaksa harus bersabar dan berusaha agar aku cepet sembuh (indikator kesembuhannya adalah kadar trombosit bisa normal kembali), minum aer 5 L sehari, minum obat, beli angkak yang pahit banget, nyediain jus jambu dan banyak istirahat. Hingga hari ke-6 ternyata trombositku terus turun, akhirnya aku memutuskan mencari obat yang lain, taukah sodara-sodara aku harus mengeluarkan uang Rp 135.000,00 untuk membeli angkak cair yang rasanya mirip rasa kecap manis. Ya demi sembuh (terutama agar gak di opname) akhirnya aku mencoba mengikhlaskan uang itu. Alhamdulillah setelah meminum obat itu akhirnya trombositku naik secara drastis. Jadi aku mengimbau kepada kalian semua agar hati-hati dengan penyakit DBD karena penyakit ini bener-bener sangat merepotkan

Untuk posting pertama, cuma ini yang bisa ku berikan kepada kalian semua, semoga bermanfaat.