Monday, March 15, 2010

GREEN MOSLEM, Berilmu Amaliyah, Beramal Ilmiah

Minggu ini jadi minggu yang sibuk, hingga blog malang ini menjadi terkorbankan (sabar ya catatan-rimbawan ku). Banyak yang aku telah aku lalui minggu ini, mulai dari jadwal praktikum yang padat dan mulai membuatku kehilangan waktu untuk ngerjain hal lain, bekerja-di-malam-hari-dan-tidak tidur-di-siang-hari buat nyelesain laporan-laporan yang terus mengejar, JASMINE 1 KMIK (Keluarga Mahasiswa Islam Kehutanan) yang bentrok dengan praktikum, dan pembentukan sebuah kelompok belajar yang kami namai GREEN MOSLEM.





Apa itu Green Moslem? Sebelum menjawab ini, akan aku ceritakan dulu asal mula pembentukan kelompok ini. Sebenarnya aku dan teman-teman yang lain sudah lama, sejak semester kemaren, berencana untuk membentuk sebuah kelompok belajar, alasanku pribadi karena aku memerlukan bimbingan ekstra, materi yang ada di kuliah masih banyak yang aku gak ngerti dasar-dasarnya (maklum lulusan SMK), aku berharap dengan adanya kelompok ini, kami bisa saling bertukar pikiran, informasi, saling membimbing satu sama lain, yang tentu aja tujuannya untuk menunjang IP (indeks prestasi) dan pengetahuanku. Berbulan-bulan berlalu, namun belum ada inisiatif dari temen-temen yang lain, aku pun juga mulai gak begitu peduli. Sulitnya belajar sendiri mulai terasa ketika menjelang Ujian akhir semester. Belajar sendiri mungkin emang bisa bikin lebih konsen, tapi tu tahannya cuma bentar, waktu-waktu berikutnya akan dihiasi dengan rasa kantuk yang gak bisa ilang kalau kita gak tidur. Sehingga minggu-minggu yang seharusnya dimanfaatin untuk belajar malah dipake buat berselancar di pulau kapuk. Alhamdulillah ada seorang temen yang sering ke asrama Olalolo (kosanku tercinta yang dihiasi dengan si putih, pico, dkk yang seneng berlari-lari dan menggonggong ria.. tahu apa yang saya maksud?) untuk belajar bersama, kali ini gak ada alasan untuk berselancar lagi. Walaupun ini sangat membantu, belajar bareng ini cuma berlangsung temporal, padahal untuk membangun wawasan keilmuan yang mantap, pembelajaran harus dilakukan secara berkesinambungan.

Semester 2 telah tiba dan aku mulai merasakan materi-materi kuliah yang semakin berat, akhirnya gagasan untuk membuat kelompok belajar muncul kembali. Bermula dari jalinan pertemanan yang semakin akrab, aku dan kelima temenku (Didik, Arif, Agung, Ahmad, dan Nanang) berhasil mendeklarasikan kelompok belajar GREEN MOSLEM, deklarasi ini dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2010 yang juga dihadiri oleh Mas Angga dan Ashar yang juga kami rekrut menjadi anggota. Alasan kami menamakan kelompok ini dengan nama tersebut adalah karena kami berada di lingkungan Fakultas Kehutanan yang identik dengan kata hijau atan green, selain itu ini juga merupakan cita-cita kami untuk menciptakan lingkungan yang hijau. Kami menggunakan nama "Moslem" juga bukan tanpa alasan, ini karena kami adalah orang Islam dan merupakan kebanggaan tersendiri jika menyematkan nama ini dalam kelompok kami, dan tentunya kami berharap kelompok belajar yang kami bentuk mendapat ridho Allah SWT.

Hari Sabtu dan Minggu kemaren adalah hari yang luar biasa... luar biasa capeknya. Aku dan beberapa temenku harus mengikuti 2 acara sekaligus, yang dua-duanya sulit ditinggalkan, yaitu Jasmine 1 dan praktikum Silvika. Malam Sabtu, aku terpaksa mengurangi waktu tidurku lagi, gara-gara ngamplas biji gmelina sebanyak 100 butir untuk praktikum. Ada yang mau coba?


Jasmine 1 merupakan alur kaderisasi untuk masuk dalam organisasi KMIK (Keluarga Mahasiswa Islam Kehutanan) yang acaranya dikemas seperti training dengan materi-materi yang mantap. Sayangnya acara ini memaksaku untuk membuka mata lebar-lebar dan tidur kurang lebih hanya satu setengah jam (pada malam minggu), padahal hari Minggu aku masih ada praktikum silvika lagi (tapi ini belum apa-apa dibanding perjuangan para mujahid-mujahid di negeri-negeri Islam yang digempur oleh orang-orang kafir, yang pasti tidur mereka jauh dari kata tenang). Ada 1 hal yang membuatku bersyukur udah masuk ke kehutanan, di sini aku bisa menanam pohon, inilah yang kami praktikkan di Silvika, semoga bisa menjadi amal jariah untuk kami. Amiin

Friday, March 5, 2010

Menulis bersama Kompasiana dan Polling tentang Kedatangan Obama ke Indonesia

Akhirnya bisa kembali menulis di dunia mulan.. eits.. maksudnya dunia maya. Satu minggu yang cukup melelahkan, kuliah dan organisasi membuatku agak kesulitan mencari waktu santai untuk menulis. Ada sih waktu-waktu luang, tapi gara-gara rasa malas sudah mengepung, ya.. apa boleh buat?

Beberapa terakhir ini aku tertarik dengan semacam blog bersama yang bernama Kompasiana. Kompasiana merupakan bagian dari situs Kompas.com, namun di sini kita diberi kebebasan layaknya menulis blog. Bahasa gak perlu memakai bahasa yang benar, namun isi tulisan kita juga harus tetap memenuhi tata tertib dari Kompasiana, tentu saja agar tulisan kita bisa dimuat di sana. Apa keuntungannya menggunakan Kompasiana? Di dalam Kompasiana tulisan kita bisa dibaca oleh banyak orang, apalagi jika tulisan kita menarik. Kita juga bisa berbagi mengenai berbagai macam hal dan kita pun bisa membaca apa yang telah ditulis oleh Kompasianer (istilah untuk para pengguna Kompasiana). Kompasiana juga mnyediakan fasilitas agar para pembaca Kompasiana bisa memberikan penilaian terhadap tulisan kita (semacam polling) dan tentu saja fasilitas untuk meninggalkan komentar. Berminat untuk mendaftar? Caranya gampang. Anda masuk ke situsnya, yaitu www.kompasiana.com, lalu carilah menu regristrasi dan anda akan melakukan proses pendaftaran. Setelah itu anda akan menerima e-mail untuk mengaktifkan akun yang telah anda buat dan anda pun bisa segera ber-kompasiana ria.


Oia.. Kompasiana juga ngadain lomba nulis bagi para pecinta sepak bola, hadiahnya mantap dah, Liat aja di sini http://www.kompasiana.com/topics/selocalsoccer


Tadi siang (5 Maret 2010) aku iseng melakukan polling (jajak pendapat) di kelas saat mata kuliah geomorfologi berlangsung. Sebenernya gak cuma iseng sih, aku pengen tau pendapat temen-temen mengenai rencana kedatangan Obama ke UGM (walaupun berita yang terbaru menyatakan bahwa om obama gak jadi ke Jogja dan memilih ke pulau dewata (Bali)). Ada pun alasan lainnya adalah untuk belajar menjadi jurnalis dan untuk mempraktekkan kuliah Statistik . Setelah aku melakukan polling ada 1 fakta yang memprihatinkan, ternyata mahasiswa UGM masih ada yang gak tau mengenai esensi dari sebuah polling. Polling yang aku buat malah dirusak oleh orang-orang yang gak bertanggung jawaban, padahal jika hasil polling nya bagus aku bisa menghasilkan sebuah data yang menarik untuk disimpulkan. Aku membuat form dengan 4 pilihan sikap tentang kunjungan Obama ke UGM yaitu Setuju, Tidak setuju, Tidak peduli, atau Tidak tahu. Berikut form yang aku buat:

Jika kita lihat pada bagian kanan kertas dan lihat pada tulisan berada di pinggir kertas, maka kita akan bisa membaca tulisan OPO IKI ORA MUTU (kurang lebih artinya APA INI GAK MUTU), yang dituliskan oleh salah satu mahasiswa. Lalu di bawah ditandai banyak tanda centang yang menurutku dilakukan oleh orang yang sama. Aku hanya bisa merasa geli, sebenarnya siapa sih yang “gak mutu”? Prihatin juga sih, ada mahasiswa, tapi sifatnya masih kekanak-kanakkan. Gak cuma itu ada juga tanda centang yang mestinya setiap mahasiswa hanya boleh menandai 1 kali, malah diisengin oleh “anak-anak usil itu” dengan menandai lebih dari 1 kali (keliatan dari tandanya yang mirip-mirip) dan menandai dengan tanda bukan centang. Seandainya saja oknum-oknum itu mau lebih menghargai orang lain maka aku akan mendapat gambaran yang bagus mengenai sikap-sikap para mahasiswa terhadap kunjungan ini. Ada juga yang menandai kolom Setuju dan menuliskan sebuah tulisan yaitu :

  • (mau foto bareng Obama);
  • (asal ngasih aku duit);
  • ^^(harus)
  • (Like ^^),

Bagiku bagian yang ini tidak bermasalah, karena ini sebuah komentar yang bagus. Fuhh..begitulah, selalu saja ada cobaan dalam belajar. Akhirnya, aku cuma bisa menyampaikan data secara garis besarnya saja, yaitu sebagian besar mahasiswa memilih Setuju terhadap kedatangan Obama ke UGM, disusul oleh Tidak peduli, lalu Tidak tahu, dan terakhir yang menyatakan Tidak setuju.


Menurut analisisku (hanya sekedar menduga-duga), kemungkinan besar pamor Obama lah yang menyebabkan banyak yang memilih Setuju, pamor bisa mengalahkan segalanya. Kalau yang memilih Tidak peduli kemungkinan merasa jadi atau tidak Obama datang ke UGM, tidak akan berpengaruh banyak untuk dirinya. Bagi yang menjawab Tidak tahu mungkin masih bimbang dengan korelasi yang terjadi jika Obama menginjakkan kaki di universitas tertua di Indonesia. Sedangkan bagi yang memilih Tidak Setuju, termasuk aku sendiri, tentulah punya alasan sendiri yang merupakan bentuk kekecewaan terhadap Pemerintahan AS yang dipimpin oleh Obama. Kalau diulas mengenai kekecewaan-kekecewaan itu, tentulah postingan ini akan begitu panjangnya. Perlu ditekankan ini cuma dugaanku, karena aku tidak menanyakan alasan sikap para koresponden ini.


Untuk posting kali ini cuma ini saja yang aku bisa sampaikan. Aku akan tetap berusaha menulis di sini dengan segala apa yang telah “tercatat” di dalam pikiranku dan akan menjadi sebuah "catatan rimbawan" di blog ini.


Keep struggling to be a Journalist!