Wednesday, June 22, 2011

Kamera DSLR, Makin Hari Makin Digemari





Sejak zaman dahulu manusia sudah biasa mengabadikan peristiwa-peristiwa yang mereka alami melalui media visual. Lihat saja lukisan di gua, relief-relief di candi, dan lukisan yang dilahirkan dari berbagai peradaban yang ada di dunia. Lain dulu lain sekarang. Saat ini tidak dibutuhkan waktu yang lama untuk mengabadikan suatu peristiwa, bahkan jauh lebih cepat dan hasilnya menyerupai kenyataan. Maka berbahagialah kita karena
manusia berhasil menemukan benda yang termasuk penemuan yang amat berharga bagi peradaban manusia yaitu KAMERA
.

Semakin maju zaman ukuran kamera semakin kecil, bisa kita lihat dari kamera digital yang muat dimasukkan ke dalam saku. Namun, beberapa tahun belakangan ini kamera dengan ukuran yang lebih besar malah makin digandrungi. Kamera dengan badan berwarna hitam dengan lensa yang bisa diganti-ganti saat ini semakin diminati oleh banyak kalangan. Kamera inilah yang dinamakan kamera DSLR (Digital Single-Lens Reflex).


Sedikit Cerita tentang Kamera
Dalam blognya Ramilury menuliskan bagaimana perkembangan kamera dari masa ke masa. Dulu telah ditemukan kamera yang dinamakan
camera obscura. Camera obscura membutuhkan ruangan yang sangat besar, namun akhirnya bisa diperkecil menjadi seukuran radio atau televisi. Camera obscura berasal dari bahasa latin, camera yang artinya kamar, sedangkan obscura berarti gelap. Dulu fungsinya adalah sebagai alat bagi seniman untuk melihat proyeksi saat akan melukis.

Mahasiswa dari jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang ini juga menceritakan mengenai polemik yang terjadi antara peneliti dari Inggris dan Perancis mengenai siapa yang terlebih dahulu menemukan teknologi untuk menjadikan proyeksi dari
camera obscura bisa terekam di atas plat/kertas yang diberi senyawa kimia yang diletakkan diatasnya. Padahal sebenarnya kedua peneliti ini menghasilkan teknologi yang berbeda, dari perseteruan ini lahirlah istilah photography. Istilah photography atau fotografi dikemukakan pertama kali oleh Sir John Herschell pada tahun 1839. Photography memiliki arti melukis/ menulis dengan cahaya. Kata ini diambil dari bahasa Yunani yaitu photos yang artinya cahaya dan graphos yang artinya menulis/melukis.

Sumber lain menyebutkan bahwa
camera obscura merupakan penemuan dari saintis Islam Ibnu Al Haitham pada abad ke-10. Tahun 1888, George Eastman berhasil mengembangkan prinsip kerja camera obscura ciptaan al-Hitham dengan baik dan berhasil menciptakan kamera kodak. Selanjutnya kamera mulai mengikuti teknologi yang berkembang bahkan hingga saat ini.

Kamera DSLR (Digital Single-Lens Reflex)
Sebelum terciptanya kamera DSLR, yang berkembang terlebih dahulu adalah kamera SLR (tanpa D). Om Wiki (wikipedia.org) menyebutkan bahwa kamera SLR atau kamera refleks lensa tunggal adalah kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu
Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya.

Pada kamera non-SLR akan berbeda, obyek yang terlihat di
viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film (berkas cahaya yang lewat focal plane), karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda, 1 untuk melewatkan berkas cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk melewatkan berkas cahaya ke Focal Plane.

Kamera SLR membuat kesalahan paralaks saat memotret obyek bisa dihindari. Kesalahan paralaks adalah keadaan dimana fotografer tidak melihat secara akurat indikasi keberadaan subjek melalui lensa sehingga ada bagian yang hilang ketika foto dicetak. Kesalahan akan nampak jelas untuk pengambilan foto
close-up.

Sebelumnya kamera SLR menggunakan film untuk medium penangkap gambar. Perkembangan teknologi membuat kamera SLR tidak perlu lagi menggunakan film untuk menghasilkan sebuah foto. Inilah yang dinamakan dengan kamera DSLR, tambahan D merupakan kepanjangan dari digital. Pengganti film pada kamera DSLR adalah menggunakan CCD (
charge-coupled device ) atau CMOS (Complementary metal–oxide–semiconductor ).

Fenomena Kamera DSLR yang Menjamur di Indonesia
Beberapa tahun belakangan ini, kamera DSLR sangat digandrungi oleh banyak kalangan. Bentuknya yang semakin simpel ditambah lagi dengan harganya yang mulai terjangkau membuat penjualan kamera jenis ini semakin meningkat. Kamera jenis ini menjadi tidak identik lagi dengan fotografer profesional maupun wartawan. Kalangan manapun yang ingin memilikinya dan ingin mengasah keterampilan fotografi sudah bisa mendapatkan kamera ini dengan mudah dan murah.

Untuk pasar kamera DSLR, Canon dan Nikon cukup berpengaruh. Merek lain yang ikut dalam persaingan bisnis kamera ini, antara lain Sony, Olympus, Panasonic, Pentax, Samsung, dan Fujifilm. Penjualan kamera DSLR pada kurun waktu 2010 sebesar 115.000 unit, sedangkan tahun 2011 diperkirakan mengalami kenaikan sekitar 40% menjadi 165.000 unit.

Kelebihan Kamera DSLR
Menurut salah satu pengguna kamera DSLR, Alan dari Fakultas Kehutanan UGM mengatakan bahwa kamera DSLR mempunyai kelebihan dalam hal pengaturan cahaya yang masuk ke dalam kamera dan juga bisa mengatur pewarnaan.

Kelebihan lainnya seperti disebutkan oleh Danu—mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM yang sekaligus fotografer di Abankirenk Creative—adalah resolusi gambar yang besar, sensor cahaya yang lebih baik dari kamera biasa, dan bisa sesuka hati dalam
setting (pengaturan) pengambilan gambar.

Lain halnya dengan Ryan (mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM), Dia mengatakan bahwa badan kamera yang kokoh dapat membuat pegangan menjadi lebih nyaman dan tahan dari getaran. Selain itu dia juga membandingkan kamera DSLR dengan kamera kompak, di mana hasil gambarnya lebih jernih dan juga memiliki fungsi-fungsi yang lebih banyak dibandingkan kamera kompak sehingga bisa lebih kreatif dalam mengambil gambar.

Kekurangan kamera DSLR yang dirasakan oleh Alan dan Danu antara lain karena ukurannya yang cukup besar dan juga butuh waktu dalam menguasai
skill dalam pengambilan gambar. Namun nampaknya dengan kelebihan-kelebihan yang ada kekurangan-kekurangan ini bisa tertutupi, setidaknya bagi para pencinta kamera DSLR.

Mau membeli kamera DSLR?
Sudah tahu kamera DSLR kan? Pasti ada di antara pembaca yang ingin memilikinya. Tentu saja untuk hal yang satu ini pembaca membutuhkan uang. Harga kamera DSLR memang semakin turun, namun masih lebih tinggi daripada harga kamera kompak.

Ryan mengungkapkan untuk masalah anggaran yang harus dikeluarkan untuk membeli kamera DSLR akan bergantung pada isi kantong (kondisi keuangan) kita.Termasuk juga untuk urusan aksesorisnya. Dia juga menyebutkan bahwa harga asesoris sekarang sudah semakin murah dan kembali lagi bergantung pada kondisi keuangan kita.

Danu sudah mengeluarkan anggaran hingga 24 juta untuk membeli lensa,
trigger, flash dan perlengkapan lainnya untuk mendukung hasil gambar. Sedangkan untuk badan kameranya sendiri harganya 8 jutaan.

Alan sendiri berpendapat budget juga bergantung dengan jenis kamera dan asesorisnya, rata-rata kamera DSLR baru harganya 5 jutaan rupiah dan aksesoris mulai Rp 10.000 sampai jutaan rupiah.

Menurut blog yang penulis baca dalam membeli kamera memang butuh pertimbangan ekstra. Karena membeli kamera DSLR tidak sekedar membeli badan kamera tetapi juga membeli sistem. Sistem yang dimaksud terdiri dari kamera dan aksesorisnya, sehingga jika ingin pindah sistem membutuhkan budget yang tidak kecil. Selengkapnya bisa dibaca di
sini

Memproduksi Karya Seni dari Obyek Fotografi
Kamera bukan lagi sekedar alat yang digunakan untuk mengabadikan suatu peristiwa, saat ini kamera menjadi alat yang digunakan untuk menghasilkan karya-karya seni yang indah. Itulah mungkin yang bisa kita sebut sebagai fotografi. Sehingga mungkin tidak salah jika para fotografer juga disebut seniman.

Ketiga narasumber yang penulis wawancarai mempunyai pandangan yang berbeda mengenai obyek yang mereka potret.Alan tidak membatasi obyek apa yang bisa difoto, asalkan masih ada cahaya. Dia menyukai foto yang memiliki nilai seni (art), foto yang bercerita dan ada pemaknaan di dalam foto tersebut. Kadang-kadang Alan memotret human interest, landscape (pemandangan), street photography (fotografi jalanan) dan lain-lain.

Ryan juga hampir sama dengan Alan, yaitu mengambil gambar yang ada makna tersirat di dalamnya. Jadi tidak sekedar bagus atau tidak hasil gambar yang diperoleh. Ryan juga menegaskan obyek foto bergantung keinginan pengguna kamera. “Asal jangan obyek masalah aja..hehe,”canda Ryan.

Lain halnya dengan Danu yang sudah menggeluti fotografi sebagai profesi (tentunya tidak melupakan tugasnya sebagai mahasiswa), obyek foto yang diambil adalah manusia (people). Danu sudah biasa menangani pemotretan model,
pre wedding, grup, dan juga foto studio. Dulunya ia belajar dengan mengambil gambar landscape (pemandangan).

Sedikit Pesan
Teknologi semakin berkembang dan berbagai produk-produk baru bermunculan di pasaran. Penulis berpesan agar bijaklah dalam menghadapi perkembangan teknologi, jangan sampai kemajuan teknologi membutakan moral kita. Seperti yang pernah penulis katakan sebelumnya teknologi itu seperti mata pisau.

Penulis tidaklah mengimbau pembaca untuk membeli kamera DSLR, bersikap ariflah dalam membelanjakan uang. Hindarilah sikap konsumerisme berlebihan. Bagi yang sudah memiliki kamera DSLR, gunakanlah sebaik-baiknya kamera itu, jangan hanya membeli karena mengikuti tren. Akan lebih bagus lagi setelah membaca tulisan ini pembaca menjadi tergerak untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari sekedar kamera DSLR.

Impossible is nothing!
Dont forget to read my post again ...




Terima kasih kepada Ryan Kurniawan, Ramadhanu Isnan dan Mas Alan yang sudah berkenan diwawancarai..
Sumber tulisan ini saya ambil dari beberapa laman dan blog:
http://www.ramilury10.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kamera_SLR
http://l0ck3d.blogspot.com/2011/05/memilih-merek-kamera-digital-slr.html
http://bisnis-jabar.com/index.php/2011/03/foto-penjualan-kamera-dslr-diprediksi-tumbuh-40/
http://www.infogue.com/viewstory/2011/06/10/ibnu_al_haitham_penemu_kamera_pertama_dunia/?url=http://www.kursikayu.com/2011/06/ibnu-al-haitham-penemu-kamera-pertama.html

Image pinjem:
Gambar kamera-kamera
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOBLY7xUBh38xi6uZdwGRqeyDQhxv_3F3ycUJBzbEzwyG3rx2EwbG8FN_4N353aSomwSXt9SvVWZAAJaKbQNr3QkgUobVSw2a8_yvchzhKMTru7RQUipsjdcVax0Ey4WYaAIb9BspNGaXp/s1600/10+kamera+dslr+terbaik.jpg
Gambar dermaga
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=1765374489968&set=a.1765321248637.2090031.1107319139&type=1&theater ---> karya Ryan
Gambar Tugu Jogja
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=2145841454362&set=a.2077418183823.128349.1496041908&type=1&theater---> karya Alan



Saturday, June 11, 2011

Facebook-Connecting Etam*



Wajar saja Mark zuckerberg menjadi Person of the Year 2010 versi majalah TIME. Anak muda dari Harvard University ini adalah founder Facebook—sebuah situs jejaring sosial. Pada sampul depan majalah TIME ini tertulis Facebook’s Mark Zuckerberg – THE CONNECTOR. Kalau kita meminjam istilah yang dikemukakan Malcolm Gladwell dalam bukunya Tipping Point, connector atau penghubung merujuk pada orang yang menghubungkan kita dengan dunia dan orang yang memperkenalkan kita dengan lingkaran pergaulan kita.

Tidak bisa dipungkiri fungsi penghubung sudah dijalankan dengan baik oleh Facebook. Facebook memang bukan orang (manusia)—seperti istilah yang digunakan dalam Tipping Point—tetapi kemampuannya menghubungkan orang-orang jauh lebih hebat dibandingkan penciptanya yang hanya manusia. saya rasa sudah sepantasnya saya berterimakasih kepada Facebook. Mengapa?

Fitur Find Friends pada Facebook membuat sebuah fenomena connecting bisa terjadi. Find friends bisa saya definisikan sebagai fitur pencari teman dalam Facebook berdasarkan informasi-informasi yang dituliskan pengguna pada profilnya. Informasi itu antara lain hometown (kota asal), current city (kota tempat tinggal saat ini), high school (SMA), dan lain-lain. Kita tinggal menentukan pencarian kita berdasarkan informasi apa, nantinya Facebook secara otomatis akan mencarikan teman yang menuliskan informasi yang sama dengan apa yang kita tulis. Misalnya saja kita pilih current city yaitu Yogyakarta, maka Facebook akan menampilkan teman yang sama-sama menuliskan Yogyakarta sebagai current city nya. Urutannya teman yang akan ditampilkan berdasarkan mutual friends (teman bersama ) terbanyak.


Jembatan Kutai Kartanegara di malam hari

Kemarin malam saya iseng mencoba fitur ini dengan memilih informasi teman yang sama-sama menuliskan Tenggarong sebagai hometown. Seperti yang saya tuliskan pada status saya pada hari Kamis, 9 Juni 2011 “Find friends yg dr Tenggarong.. wah trnyata banyak tmn2 tenggarong yg blm saya add. dan ckp kget melihat prubhan2 wajah mereka,,mklm sdh 5 tahun jarng ktmu mreka,,,” Benar sekali.. saya memang cukup kaget melihat foto mereka lagi setelah sekian lama tidak bertemu. Hingga 11 Juni 2011 pukul 17.16 WIB komentar untuk status ini sudah mencapai 189 komentar! Teman saya yang berasal dari Tenggarong rata-rata adalah teman saat masih duduk di bangku SD dan SMP. Setelah itu saya memilih melanjutkan SMK di Bontang, yang secara otomatis membuat intensitas komunikasi dan pertemuan saya dengan mereka menjadi berkurang.

Saya tambahkan saja teman-teman yang pernah saya kenal, ada sedikit keraguan di dalam hati. Apakah mereka masih ingat saya? Satu per satu saya tambahkan, sambil berharap ada yang segera menerima permintaan pertemanan saya. Saya cukup senang, ternyata mereka masih ingat saya, entah teman semasa SD maupun SMP. Ada di antara mereka yang masih tinggal di Tenggarong dan ada juga yang telah melanglang buana ke seluruh Indonesia. Bahkan beberapa dari mereka berada di kota yang sama dengan tempat tinggal saya saat ini.

Dalam status yang saya sebutkan di atas, kebanyakan yang berkomentar adalah teman-teman dari SDN 001 Tenggarong. Akhirnya ada yang mengusulkan untuk membuat grup khusus untuk alumni SDN 001 Tenggarong angkatan 2003. Silakan klik saja di sini Odah Kanak SDN 001 Tenggarong (Ang. 2003). Semoga grup ini menjadi sarana untuk bersilaturahmi di antara kami.

Saat ini teman-teman sudah menjalankan aktivitasnya masing-masing, jika dulu kami sama-sama sebagai murid bercelana merah dan juga bercelana biru. Saat ini sudah ada yang merasakan mencari penghasilan sendiri, ada yang masih belajar di bangku kuliah, dan ada juga yang sudah berkeluarga. Semuanya begitu beragam dan terasa begitu indah ketika menyadari bahwa dulu saya pernah sekelas bersama mereka, pernah berbaris bersama saat upacara bendera, pernah bermain bersama, dan semua aktivitas-aktivitas lain yang saat ini tidak mungkin bisa dirasakan lagi.

Museum Mulawarman

Teknologi selalu berkembang dengan cepat. Ada saja inovasi-inovasi yang diciptakan manusia mengiringi perkembangan teknologi. Termasuk salah satunya dalam bidang teknologi informasi, barangkali saat kita SD tidak pernah membayangkan ada situs yang bernama Facebook yang nantinya bisa menjadikan kita terasa lebih dekat walaupun terpisah oleh jarak. Teknologi memang punya dua sisi, tinggal manusia yang memilih sisi apa yang ingin dia ambil.

Facebook telah menghubungkan saya kepada mereka, teman-teman masa kecil dan remaja. Salah satu mozaik kehidupan yang tidak boleh saya anggap remeh, karena bisa jadi justru masa-masa itu yang akan menjadi faktor penentu kesuksesan di masa depan.

Peran connector yang dijalankan oleh Facebook, suatu saat pasti akan tergantikan. Entah apa yang akan menggantikannya, waktu dan teknologi akan menjawabnya.

Bila ni etam* reunian??

nb:

*=kita



Imej pinjem dari:

http://img.timeinc.net/time/2010/poy_2010/poy_mz/poy_cover_z_1215.jpg

http://indotourismplace.com/wp-content/uploads/2011/03/Tenggarong.jpg

http://1.bp.blogspot.com/_uLe7icxeE0Y/S9AtA6nD15I/AAAAAAAABKg/3LLvPZTYQG4/s1600/tenggarong.jpg


Thursday, June 2, 2011

Ketika Penulis-penulis itu Berbicara



Suatu ketika pasti ada masa-masa di mana beban pikiran naik hingga voltase tertinggi. Saat itulah kita mulai merasakan kejenuhan dan ingin sekali menyegarkan pikiran ini barang sebentar. Mungkin seperti itulah yang terjadi kepada saya selama beberapa waktu terakhir ini. Motivasi-motivasi sangat saya perlukan untuk membangkitkan kembali spirit saya.

Dalam keletihan ini, saya memperhatikan buku-buku banyak bertumpukan di meja belajar kamar saya. Buku yang sudah saya koleksi selama tinggal di Yogyakarta ini. Saya tiba-tiba berimajinasi bahwa saat ini penulis-penulis buku ini mengatakan kata-kata penyemangat untuk jiwa dan raga saya yang sedang kusut ini. Sekaligus biar teman-teman tahu buku apa saja yang menginspirasi saya selama ini.

Allah وتعالى سبحانه (“Penulis” Al Quran) : Apa yang engkau lakukan Hairi? Ayo bangkit, jangan tunda-tunda berbuat baik. Engkau tidak akan pernah tahu kapan aku akan menugaskan Malaikat Izrail menarik nyawa dari tubuhmu. Bersungguh-sungguhlah mengabdi kepada-Ku, lakukan apapun dengan niatan memperoleh ridho dari-Ku. Aku sudah tahu ke mana engkau akan kembali nanti, tapi Ku biarkan saja kau penasaran. Teruslah bersemangat, Aku akan menolongmu jikalau engkau juga bersungguh-sungguh dalam menjalankan agama yang sudah kuturunkan kepadamu (red:Islam) dan ikuti tuntunan Rasulullah SAW.

Syekh Taqiyudin An-Nabhani (Penulis Peraturan Hidup dalam Islam): Hairi.. mana semangatmu saat musyrif mu memotivasimu saat halqah. Ayo! Jangan sampai engkau terlalu terlena dengan zona nyaman. Ikutilah jejakku, engkau sudah lihat kan bagaimana sekaranga begitu pesatnya perkembangan Hizbut Tahrir yang aku dirikan dulu. Yakinlah bahwa Khilafah Islamiyah akan segera tegak kembali di muka bumi ini. Allahu Akbar!

M. Arief Budiman (Penulis Jualan Ide Segar dan Tuhan Sang Penggoda): Fokus kepada cita-citamu! Atau jangan-jangan kamu belum punya cita-cita? Kamu sudah dewasa lho, segeralah untuk merumuskan rencana-rencanamu ke depan, kalau mau bergabung saya masuk ke dalam dunia kreatif juga boleh kok.

Ustadz Dwi Condro Triono (Penulis Ilmu Retorika untuk Mengguncang Dunia): Hairi.. hilangkan kegugupanmu. Dalam berdakwah, ilmu retorika sangat penting. Jangan sampai obyek dakwah tidak mau mendengarkan seruanmu hanya dikarenakan buruknya retorikamu.

Eran Katz (Penulis Jerome Become a Genius): meskipun saya seorang Yahudi, saya rela dirimu yang Muslim untuk menggunakan metode-metode yang saya tulis agar kamu bisa menjadi orang yang JENIUS.

Malcolm Gladwell (Penulis Tipping Point): Percayalah menulis dan menjadi jurnalis itu tidak sulit, asalkan saja kamu punya kemauan untuk terus mengembangkan kemampuanmu. Banyak fenomena-fenomena yang kamu lewatkan, padahal akan baik sekali jika kamu menulisnya.

Raditya Dika (Penulis Marmut Merah Jambu): Aduh Hairi.. Gue jadi malu ni dijejerin ama para penulis-penulis hebat (karena mereka nulisnya gak ngelawak mulu). Mau ngikutin jejak saya? Yang penting rajin-rajin update tulisan lo di blog. www.catatan-rimbawan.co.cc keren banget dah..

Hari Moekti (Penulis Renungan Hidup Mantan Rocker): Saya bisa kayak gini gara-gara ngaji. Kamu jangan sampai melalaikan ngaji ya, jangan ikutin jejak saya yang dulu-dulu (red: rocker).

Y. W. Junardy (Penulis Full Circle : Managing Through Learning, Leading, Serving): Saya dulu orang susah dek. Jangan kira saya bisa jadi seperti sekarang cuma dengan bersantai-santai. Perbaiki manajemen dirimu

Fatan Fantastik dan Deniz Dinamiz (Penulis Enak Bener Jadi Orang Pinter): Bagus Hairi.. kami salut kepadamu, karena sudah update blog lagi. Kami cuma bisa memberikan jurus CKP BANGET kami, semoga bisa kamu praktekkan.

Mudrajad Kuncoro (Penulis Mahir Menulis): Menulis itu memang butuh pengorbanan. Teruslah bersemangat, saya doakan kamu bisa jadi penulis yang inspiratif dan jangan ragu jika ingin minta bimbingan dari saya.

Salim A. Fillah (Penulis Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim): Pasti kamu bisa! Saya aja sibuk-sibuknya mengisi kajian masih bisa nyempetin nulis buku. Kalau bukumu sudah di-release jangan lupa sisain saya satu ya buat saya.

Hendi Hendratman dan Gema Arifrahara (Penulis The Magic of CorelDraw): Kami tidak akan memaksamu untuk belajar disain grafis. Kami sangat berharap kamu sudah menemukan potensi dirimu dan segera mengembangkannya.

Andreas Harsono (Penulis Agama Saya adalah Jurnalisme): Kamu juga pengen jadi jurnalis seperti saya ya? Baguslah kamu sudah punya cita-cita, saya sangat mendukung kalau kamu benar-benar mau jadi jurnalis.

M. Fauzil Adhim (Penulis Dunia Kata): Baca terus buku saya sampai selesai. Semoga saja karya tertulismu diminati banyak orang dan tentu saja harus berusaha dengan giat. Saya sangat berharap banyak penulis-penulis muda yang nantinya bisa berkontribusi untuk kemajuan Indonesia.

Komaruddin Hidayat (Penulis Memaknai Jejak-jejak Kehidupan): Kamu terlalu sibuk degan rutinitasmu Hairi. Cobalah penuhi tuntutan batinmu dan tetap berpegang teguh pada agama Islam yang sudah sudah diturunkan oleh Allah وتعالى سبحانه

Hasanu Simon (Penulis Perencanaan Pembangunan Sumber Daya Hutan 1A): Apa yang sudah kamu berikan kepada masyarakat sampai umur 20 tahun ini? Percayalah.. Kalau kamu benar-benar serius belajar di bidang kehutanan, maka kamu akan berguna bagi masyarakat. Kembangkan keilmuan, karena jika ilmumu terus digunakan dan diwariskan dari generasi-generasi maka selama itu pulalah pahalamu akan terus mengalir.

Wah .. Rasanya cukup melegakan. Meskipun hanya dalam imajinasi saya, tetapi saya memiliki keyakinan bahwa itulah yang mungkin akan mereka katakan jika mereka benar-benar mengenal saya. Inilah sedikit dari koleksi saya, jika teman-teman ada yang meminjam buku-buku ini boleh saja. Tetapi untuk saat ini saya hanya meminjamkan buku kepada teman-teman yang berdomisili di Yogyakarta.

Pesan saya, carilah sumber-sumber motivasimu. Jangan biarkan semangatmu terkoyak.