Saturday, January 14, 2012

Melihat Sisi Lain Ukraina: Penambang yang Harus Bertahan Hidup




Kali ini saya ingin akan mengulas sebuah film dokumenter berjudul "Working Man's Death: Heroes" yang dibuat oleh Michael Glawogger. Film berdurasi 22.17 menit ini akan menunjukkan kepada kita sisi lain kehidupan di negara Ukraina  (Україна), negara pecahan Uni Soviet.

Sunday, January 8, 2012

Ujian Akhir


"Ujian adalah pembukti kesungguhan. Anda tidak benar-benar dianggap sungguh-sungguh menggapai sesuatu sebelum membuktikannya lewat ujian"

Insan Agung Nugroho, Pitutur.net

“Pesimistik tidak lebih daripada sikap takabur mendahului nasib"

Andrea Hirata, Sang Pemimpi

Friday, January 6, 2012

Mereka Memang Berbahaya

Panthera tigris sumatrae

Rezeki Sang Burung

Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya ... ( TQS. Huud (11): 6) 


Dari Umar bin Khattab ra berkata, bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah SWT dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh Allah SWT), sebagaimana seekor burung diberi rizki; dimana ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah)

d

Hati-hati dengan Kebebasan yang "Kebablasan" (Book Review)


Bahaya yang mengintai umat Islam saat ini bukan lagi tentara-tentara yang memanggul senjata dan bom, bukan tank-tank dan pesawat tempur yang siap memborbardir, dan bukan pula senjata nuklir yang mampu memusnahkan puluhan ribu orang. Satu hal yang patut kita sadari, saat ini umat Islam sedang digempur dengan sadis oleh pemikiran musuh-musuh Islam yang tidak akan rela umat Islam memperoleh kejayaannya kembali. Itulah yang dinamakan dengan GHAZWUL FIKR atau PERANG PEMIKIRAN.

Novel berjudul “KEMI: Cinta Kebebasan yang Tersesat” ini ditulis oleh Adian Husaini bercerita tentang santri dari Madiun yang tergoda untuk mencicipi pemikiran-pemikiran baru yang bernama Islam Liberal. Kemi namanya, santri yang dikenal cerdas dan menjadi andalan Kyai Rois ini, memilih untuk meninggalkan pesantren dengan alasan ingin mengembangkan keilmuannya di bangku kuliah. Keputusan ini tentu sangat mengagetkan Kyai Rois dan Rahmat, namun mau tidak mau mereka harus merelakan kepergian Kemi kuliah di ibukota. Rahmat adalah sahabat Kemi yang juga menjadi andalan Kyai Rois karena kecerdasannya dalam ilmu agama.

Kemi sudah terlanjur memasuki dunia baru, di mana dia telah menyelami pemikiran-pemikiran yang jauh berbeda dengan apa yang dia peroleh dari kitab-kitab kuning di pesantren. Kebebasan telah membutakan matanya, ajaran-ajaran di pesantren dianggapnya kolot dan berpikiran terhadap sempit terhadap  ajaran Islam itu sendiri. Kemi sangat bangga dengan Islam liberal. Menurut Kemi, Islam liberal adalah Islam yang membebaskan, yaitu membebaskan dari kejumudan, kekolotan, kekakuan, kefanatikan, dan kesempitan berpikir, seperti yang banyak terjadi pada beberapa kelompok Islam sekarang ini yang berpikiran sempit. Mereka mengemas paham-paham rusak yang bertentangan dengan ajaran Islam dengan kata-kata indah macam pluralisme, humanisme, multikulturalisme dan isme-isme lain sehingga banyak umat Islam yang tertipu dan terpengaruh.

Kyai Rois dan Rahmat memandang ada yang tidak beres dengan Kemi, apalagi dia telah menjadi aktivis yang tangguh dalam menyebarkan ajaran-ajaran Islam liberal yang menyesatkan melalui pelatihan kepada santri-santri. Berangkat dari tantangan Kemi yang menganggap ke-Islaman seseorang akan berubah bergantung dengan lingkungannya ─seperti Kemi yang berubah karena bergaul dengan orang dari berbagai agama─ serta keinginan tulus dari Rahmat untuk menyadarkan Kemi kembali ke jalan yang benar, Rahmat pun bertekad untuk memasuki dunia Kemi yang baru.

Pertaruhan ini bukanlah tanpa risiko. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Kemi bisa berhenti dari aktivitasnya yang menyesatkan umat dan kembali lagi ke pesantren atau dia ikut-ikutan tersesat ke dalam pusaran kelompok Kemi dan kawan-kawan. Dalam benak Rahmat, Kyai Rois mungkin akan sangat berat melepas kepergian Rahmat. Namun Kyai Rois percaya dan sudah seharusnya mereka segera bertindak, maka Rahmat mulai dilatih dengan berdiskusi banyak bersama Kyai Rois serta mendapat tugas untuk membaca sekaligus meresensi buku-buku yang ditulis oleh pemikir-pemikir liberal. Rahmat menerapkan PTT (Pantang Tolak Tugas), meskipun hal tersebut bukanlah hal yang ringan.

Dalam perjuangan untuk menyelamatkan Kemi yang sudah kelewat batas, Rahmat juga bertemu dengan Siti─anak salah satu pemilik pondok pesantren di Jawa Barat. Dalam pandangannya Siti agak berbeda dengan aktivis liberal yang lain. Perkataan Siti yang menjadi momok dalam pikiran Rahmat adalah bahwa Siti mengakui bahwa dia dan Kemi adalah korban dan memperingatkan Rahmat agar berhati-hati.

Apa maksud perkataan Siti? Apa itu Islam liberal? Apakah Rahmat akan kalah dalam pertaruhan ini dan justru ikut bergabung dengan Kemi? Dan apa yang membuat Kemi serta banyak aktivis Islam liberal memiliki pemikiran semacam itu? Siapa yang berada di balik aktivis Islam liberal? Apa kelemahan-kelemahan pemikiran mereka? Temukan jawabannya dalam Novel “KEMI: Cinta Kebebasan yang Tersesat” yang ditulis oleh seorang tokoh pakar pemikiran Islam yang juga menulis buku “Wajah Peradaban Barat” dan “Hegemoni Kristen-Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi”.

Dalam novel ini, Adian Husaini mencoba mengungkapkan sepak terjang aktivis-aktivis Islam liberal dan menunjukkan peran vital pondok pesantren yang harus dijaga agar tidak tercampuri pemikiran-pemikiran nyeleneh. Beliau juga menunjukkan bahwa pendapat-pendapat tokoh Islam liberal sangat mudah dipatahkan jika kita benar-benar teguh memegang ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah. Novel ini cukup bagus bagi saudara-saudara yang belum begitu mengenal paham Islam Liberal. Semoga saja dengan membaca novel ini kita bisa mengambil hikmah dan terus waspada dengan pemikiran-pemikiran yang berbahaya bagi keimanan kita sebagai Muslim. (catrim)

Mereka Tak Bersalah

Tuesday, January 3, 2012

To do List 2012

Memasuki tahun 2012, saya melaluinya tanpa harus meniup terompet, menyalakan petasan, bakar jagung, nonton kembang api, atau menuh-menuhin jalan. Biarlah waktu terus berjalan, 2012 akan datang tanpa perlu saya rayakan.


Berbicara soal resolusi, nampaknya menjadi hal yang penting untuk kita rencanakan. Ketika ada sebuah resolusi, kita mempunyai arah yang jelas untuk setahun ke depan. Dalam posting ini barangkali saya tidak berbicara tentang resolusi, hanya kegiatan apa saja (to do list) yang HARUS saya laksanakan setahun ke depan. Semoga sahabat Catatan-Rimbawan mau ikut mendoakan.


1. Mengajukan judul penelitian skripsi

Urusan menentukan judul skripsi memang gampang-gampang susah. Gampangnya, kita punya banyak sekali sumber inspirasi yang bisa dijadikan penelitian. Susahnya, perkara memilih dosen dan minat terhadap bidang yang diteliti harus dipertimbangkan dengan matang.

2. Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Mempawah, Kalimantan Barat
Untuk urusan KKN, saya sudah mempunyai kelompok KKN yang kebetulan koordinatornya teman SMP saya, Yudi. Wilayah Mempawah sendiri berada di dekat pantai, jadi kalau ada yang bilang saya seperti pulang kampung, tentu saja pendapat yang salah. Rumah saya dan Mempawah masih jauh, bahkan bisa dikatakan dari ujung ke ujung Kalimantan. Kebetulan kelompok kami masih kekurangan teman-teman dari Teknologi Pertanian, jadi jika ada yang mau bergabung silakan hubungan saya.

3. Mengajukan proposal penelitian skripsi
Setelah KKN selesai, sudah saatnya mulai menyusun proposal skripsi, tentunya ketika judul sudah di-ACC. 

4. Memulai usaha produk hasil hutan
Saya bukan orang yang ahli dalam berwirausaha, satu-satunya yang pernah berhasil adalah saat saya menginjak kelas 4 SD. Saya menjual komik mini, ukuran A5 seharga Rp 100. Hanya dengan menuangkan ide-ide dan sedikit keterampilan menggambar. Tapi usaha itu tidak saya lanjutkan sampai sekarang karena berbagai macam pertimbangan.

Saat ini, saya memiliki tanggung jawab sebagai orang yang terdidik untuk mencoba jalur wirausaha. Jalur wirausaha bisa sangat membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran. Permasalahannya adalah usaha apa yang bisa saya jalankan? Sudah ada beberapa ide, namun masih perlu dikembangkan. 
Contoh: Produk Interior mewah dari bahan-bahan limbah; kertas seni.

5. Menulis buku
Sedikit terlambat memang, di Jogja sangat banyak penerbit buku. Sehingga sangatlah rugi jika kita tak pernah mencoba untuk menulis buku. Barangkali ini juga tanggung jawab saya sebagai orang yang terdidik untuk berbagi pengetahuan kepada banyak orang. Selain itu saya juga mempunyai misi-misi penyelamatan lingkungan di dalamnya. Tema yang akan saya angkat adalah mengenai kehutanan dengan segmentasi pelajar dan mahasiswa

6. Memikirkan profesi setelah lulus nanti
Perkara memikirkan profesi sebenarnya juga terlambat. Tetapi lebih baik daripada tidak sama sekali. Sampai saat ini saya masih dibingungkan oleh banyak pilihan, ingin menjalani hidup sebagai dosen, karyawan swasta, atau wirausaha. 

7. Menulis minimal 12 artikel opini untuk media massa
Saya sudah pernah 1 kali menulis artikel opini di media massa, yaitu di Kedaulatan Rakyat. Sayangnya saya belum beruntung, tapi saya berharap bisa menulis lagi. Sekali lagi, ini merupakan tanggung jawab saya sebagai orang yang terdidik. 

8. Menulis minimal 50 post di www.catatan-rimbawan.co.cc
Untuk blog, saya belum bisa dikatakan produktif, tahun 2010 saya berhasil menyelesaikan 27 post dan tahun 2011 sebanyak 36 post. Saya mencoba menaikkan sedikit menjadi 50 post, jadi kalau dihitung-hitung, minimal saya menulis 4-5 post per bulan untuk tahun ini. 

9. Dakwah lewat Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan
Saya ingin mengakhiri karir berorganisasi di fakultas. Sudah 2,5 tahun saya berkecimpung di dalam fakultas, sudah saatnya saya sedikit menengok ke luar. 

Itulah to do list yang ingin saya laksanakan. Masih terlalu simpel, namun saya harap semuanya bisa terlaksana. Saya berharap sahabat Catatan Rimbawan mau mendoakan saya untuk melaksanakan semuanya dengan baik. Saya sarankan sahabat semua yang belum membuat resolusi atau to do list untuk tahun 2012 ini, AYO segera dibuat ya! (catrim)

Sunday, January 1, 2012

Dukuh FC: "Kekalahan Hanya Sebuah Kemenangan yang Tertunda"

Di penghujung tahun  (31/12), squad Dukuh FC telah berhasil melewati pertandingan-pertandingan futsal yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Bontang (HMB) wilayah Jogja. Sukses luar biasa diraih oleh Dukuh FC karena sampai pertandingan terakhir tidak berhasil mencetak satu pun gol ke gawang lawan. Dari 5 pertandingan yang dilalui, Dukuh FC selalu kalah mutlak. Sungguh sebuah pencapaian yang luar biasa!


Dukuh FC merupakan tim bentukan dari mahasiswa Bontang yang berdiam di rumah kos-kosan Kepala Dukuh Karanggayam, Depok, Kabupaten Sleman. Mahasiswa Bontang yang dimaksud adalah mahasiswa-mahasiswa putra yang menerima beasiswa Pupuk Kaltim Peduli Pendidikan yang berkuliah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dari 15 orang mahasiswa, hanya 9 orang yang bisa bergabung dalam tim futsal Dukuh FC. Mahasiswa yang ikut bertanding adalah Alam a.k.a Adul, Rozi, Bagus, Kresna, Haer (khusus didatangkan dari Samarinda), Arif a.k.a Fadil, Umar, Sofyan, dan saya sendiri, Hairi.

Turnamen futsal yang diadakan oleh HMB ini berhasil mendatangkan tim-tim futsal yang terdiri dari mahasiswa Bontang. Tidak hanya mahasiswa Bontang yang kuliah di Jogja, mahasiswa Bontang yang tergabung dalam HMB Malang pun banyak yang rela datang ke Jogja untuk mengikuti turnamen ini. Bahkan kami juga bertemu mahasiswa penerima beasiswa Pupuk Kaltim Peduli Pendidikan lain yang saat ini berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB), yaitu Amat dan Fadli. Mereka saat ini sedang menjalani masa berlibur dan saat menginap di Asrama mahasiswa Bontang di Jogja .

Dukuh FC dikalahkan berturut-turut dengan skor 5-0, 4-0, 2-0, 5-0, dan ditutup dengan skor 4-0. Jelas saja, dari semua tim yang ikut turnamen, hanya Dukuh FC yang tidak memiliki persiapan baik. Persiapan yang dilakukan mungkin hanya bermain futsal rutin setiap pekan. Rasa minder dirasakan oleh Dukuh FC ketika melihat tim-tim yang terlihat sudah sangat solid dengan kostum khusus, sepatu futsal lengkap dengan kaos kaki, deker, dan sarung tangan untuk kiper. Pemandangan tersebut jauh berbeda dengan Dukuh FC, yang tidak memiliki kostum khusus (bahkan warna warni), hanya 3 orang yang menggunakan sepatu khusus futsal, dan tidak memiliki tampang-tampang seperti pemain futsal handal. Namun justru ketidaksiapan ini bisa menjadi alibi atas kekalahan-kekalahan yang kami alami.


Dukuh FC telah memberikan warna tersendiri dalam turnamen ini. Meskipun kalah, Dukuh FC seringkali berhasil mengendalikan tempo permainan. Selain itu Dukuh FC juga berhasil mengacaukan formasi tim lawan. Entah hipotesis saya benar atau salah, Dukuh FC juga telah berhasil membahagiakan tim lawan. Karena dengan kemenangan yang mereka raih dari Dukuh FC, mereka pasti merasakan euphoria kebahagiaan. Sekali lagi ini hanya hipotesis.

Menyoroti kegiatan ini, HMB memang berhasil mengumpulkan mahasiswa-mahasiswa Bontang yang tercecer di Jogja, bahkan mahasiswa yang berdomisili di Malang pun berhasil didatangkan. Namun nuansa keakraban antara satu dengan yang lain hanya terlihat nyata di dalam satu tim atau mereka yang merasa pernah bersekolah di SMA yang sama. Saya sendiri terus terang tidak banyak tahu mahasiswa-mahasiswa Bontang yang kuliah di Jogja, nama Bontang tidak memiliki gaung yang sama dengan mahasiswa-mahasiswa dari daerah lain.

Jika saya harus membandingkan, himpunan mahasiswa daerah yang berasal dari Jawa dan Sumatera biasanya lebih sukses dalam menghimpun rekan-rekan mereka yang berasal dari daerah yang sama. Sedangkan mahasiswa Bontang kurang begitu terlihat persatuannya, walaupun saya yakin HMB pasti sudah melakukan upaya untuk menghimpun mahasiswa-mahasiswa Bontang yang tersebar di perguruan-perguruan tinggi yang ada di Jogja. Mungkin pendapat saya bisa salah, tapi seperti itulah yang saya rasakan.


Bersatunya mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari satu daerah jangan dipandang sebagai tindakan "pilih-pilih teman". Melainkan dalam rangka untuk menyatu padukan potensi-potensi mahasiswa agar nantinya bisa memberikan kontribusi dalam pembangunan daerah masing-masing tempat mereka dibesarkan. Selain itu bersatunya mahasiswa yang berasal dari satu daerah bisa meningkatkan adaptasi mereka dalam lingkungan yang benar-benar baru bagi mereka.


Saya memiliki keinginan untuk bisa duduk bareng bersama mahasiswa-mahasiswa Bontang. Berdiskusi tentang kemajuan-kemajuan daerah, permasalahan-permasalahan yang banyak dijumpai di daerah, dan juga sharing tentang disiplin ilmu masing-masing. Untuk berkontribusi, kita tidak perlu menunggu menyandang gelar sarjana dulu. Banyak sharing berdiskusi akan menghasilkan inspirasi-inspirasi yang berharga. Selain itu, saat ini perkembangan social media di internet sedang melejit. Sehingga mahasiswa harus jeli memanfaatkan kesempatan ini untuk sharing banyak hal. Tidak cukup sampai di situ, tindak lanjut berupa pertemuan rutin dapat meningkatkan spirit membangun yang akan menjadi sebuah energi luar biasa. Sampai-sampai kita tak menyadari bahwa energi itu muncul dari mahasiswa-mahasiswa "daerah".


Kembali ke Dukuh FC, dalam turnamen ini memang tidak memiliki target-target khusus. Asal bisa main futsal sudah cukup. Sehingga kekalahan tak jadi masalah bagi tim futsal yang memiliki nama yang sedikit nyentrik ini. "Kekalahan hanya sebuah kemenangan yang tertunda".