Thursday, October 17, 2013

Eco-Tropical Summer Program 2013

If you have many many activity, trust me you will deal with how to manage yourself (not your time) effectively. Thesis, organization, halqoh, committee, practicum assistance and other activity force me to give the extra effort to do all of them well. I hope I can be strong to do all. It is not wise if we only wish to eliminate the burden.

Ok, 3 days later Eco-tropical summer program will begin. Hmm, maybe I should reduce laboratory activity. Two weeks is not short time, but I have make commitment to engage in the committee. So, I will do my duty as well as I can in this comittee.


Eco-tropical is a program to introduce ecological diversity in Yogyakarta. This program will be followed by international students and will begin on October 20th until November 3rd 2013. In this program, I work with some of friends from Forestry, Gangga, Herlambang, and Fahri, Astri from Antropology, and some staffs from Office of International Affair (because this program is initiated by  Office of International Affair). I hope I can report my activity in Eco-tropical Summer Program in this blog.

Bye..bye

Wednesday, October 16, 2013

Eid Al-Adha Ala Student

Yesterday (Oct 15th) Muslim in the worldwide celebrated Eid Al-Adha. Eid Al-Adha is a Islamic Festival to honour the willingness of Prophet Ibrahim (Abraham) to sacrifice his son (Ismail) as an act submission to God command.

The born of Ismail has been waited for a long time. When Ismail growns up to teenager,  Ibrahim had dream that he see himself slaughter Ismail. He guess that is a sign from God to sacrifice Ismail. And then, he ask Ismail about his dream. Ismail agree that if he sacrificed. 

Ibrahim prepare to slaughter his son. Before the knife touch Ismail's neck. The God change Ismail with lamb. So Ibrahim doesn't need anymore to sacrifice Ismail. He only sacrifice the lamb. 

Sunday, October 13, 2013

Mahasiswa UGM wakili Indonesia dalam International Junior Forest Contest



Oleh: Hairi Cipta

Dua orang mahasiswa Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM), M. Fahrudin dan Gusti Herawati mewakili Indonesia dalam acara International Junior Forest Contest yang berlangsung di Rusia. Acara tersebut digelar pada tanggal 8–14 September 2013 di dua kota secara bergantian, Moscow dan Khanty-Mansiysk.

Fahrudin dan Herawati mempresentasikan makalah penelitian berjudul “Human – Sumatran Tiger Conflict In Habitat Destruction, Riau, Indonesia.”  Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui konflik yang terjadi antara harimau Sumatera dan manusia pada habitat hutan yang telah dialihfungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit. Konflik tersebut telah mengancam keberadaan populasi harimau Sumatera yang semakin langka. Selain itu konflik juga mengancam keselamatan masyarakat yang tinggal di bekas habitat harimau.

Sumbangan Kampus dalam Penanggulangan Bencana


Oleh: Hairi Cipta (Fakultas Kehutanan UGM)
Wilayah yang kita diami memiliki potensi bencana sangat besar dan beragam. Dibutuhkan sumbangsih nyata semua elemen bangsa, terutama perguruan tinggi.

Desa itu didominasi oleh bukit-bukit yang merupakan bagian dari Perbukitan Menoreh. Tanjakan demi tanjakan harus dilalui untuk menuju desa yang berada di bagian utara Kabupaten Kulon Progo dan berbatasan dengan Kabupaten  Purworejo ini. Sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani dengan komoditas andalan cengkeh, kopi, teh, serta aren. Desa itu menawarkan keindahan panorama alam berupa perbukitan yang mengelilinginya, air terjun, serta kebun teh. Desa tersebut adalah Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.

Potensi yang dimiliki Desa Pagerharjo menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat yang hidup di atasnya. Namun desa ini tidaklah bebas dari ancaman. Berdasarkan peta rawan longsor yang dibuat oleh Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada (PSBA UGM), 70% kawasan Desa Samigaluh rawan bencana longsor.
Hal tersebut menjadikan Duwi Handoko, Fauzi Abdilah, Nita Sulistiyowati, Denni Susanto, dan Sawitri melalui organisasi Forestry Study Club (FSC) tergerak untuk membantu mencegah terjadinya longsor di kawasan tersebut dengan mengajukan program Hibah Bina Desa yang didanai oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI). Adapun judul yang mereka angkat adalah “Kebun Bibit Desa: Solusi Pengendalian Tanah Longsor Dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo.” Kelima mahasiswa ini adalah mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Wednesday, October 9, 2013

Jurnal Ilmiah Internasional Gratis, Mau?

Bukan mahasiswa namanya kalau tak pernah punya atau baca referensi untuk kegiatan perkuliahan. Entah itu diktat perkuliahan, buku teks, atau sekedar print-out dari presentasi powerpoint sang dosen (paling minimal dan memprihatinkan). Namun tentu saja itu belum cukup. Perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat, menjadikan jurnal-jurnal ilmiah menjadi salah satu tambahan bacaan bagi mahasiswa. 

Jurnal-jurnal ilmiah (seharusnya) bisa diperoleh di perpustakaan. Setiap bidang ilmu pasti memiliki jurnal ilmiah sendiri. Sehingga di dalam perpustakaan harusnya kita akan menemukan banyak judul jurnal dengan banyak paper di dalamnya. 

Perkembangan teknologi informasinya, menjadikan pencarian jurnal-jurnal ilmiah menjadi semakin mudah. Baik itu jurnal ilmiah yang berbahasa Indonesia maupun jurnal ilmiah skala internasional yang kebanyakan berbahasa inggris. Namun sayangnya, tidak jarang jurnal tersebut belum kita baca karena kita harus terlebih dahulu membelinya, terutama jurnal ilmiah internasional. Bayangkan saja jika kita harus membayar 35$ untuk satu buah paper (camkan! satu buah paper bukan 1 buah jurnal). Itu pun belum tentu paper yang kita butuhkan. Semisal ketika kita ingin mengunduh jurnal ilmiah internasional dari http://www.sciencedirect.comhttp://link.springer.com/, atau http://pubs.acs.org/.

Nah terus gimana dong caranya biar dapat jurnal-jurnal ilmiah internasional yang kita butuhkan namun berbayar?
Bagi mahasiswa-mahasiswa yang berada di kampus-kampus besar, barangkali cukup beruntung. Karena biasanya kampus-kampus macam UI, ITB, UGM, dan IPB sudah  mempunyai anggaran khusus untuk berlangganan jurnal-jurnal ilmiah internasional. Namun bagaimana dengan kampus-kampus biasa?
Barangkali kalau semua mahasiswa di kampus-kampus yang nggak berlangganan jurnal mempunyai teman di kampus-kampus besar, mahasiswa tersebut bisa minta tolong temannya untuk membantu mengunduh. Tapi apa iya mesti kayak gitu, itu pun belum tentu temannya mau bantu mengunduh.

Inilah barangkali yang menggerakkan Greg dan kawan dengan membuat grup facebook Akses Jurnal untuk Indonesia. Di grup itu, teman-teman yang membutuhkan jurnal tinggal membuat thread/posting jurnal apa yang mereka ingin unduh dengan melampirkan link-nya. Nah terkait siapa yang akan bantu mengunduh, ini sangat tergantung dari kemurahan hati Greg dan member-member lain yang juga bergabung di dalam grup. Jadi kadang kita nggak bisa memaksakan member lain untuk bantu mengunduh jurnal yang kita inginkan. Lebih baik ditunggu saja.

Lha, memangnya Mas Greg dan member-member lain punya akses buat unduh jurnalnya?

Mas Greg dan beberapa member ada yang sedang menempuh pendidikan di negeri orang. Di mana universitas tempat mereka menimba ilmu sangat terbuka dengan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga sudah dipastikan berlangganan jurnal-jurnal ilmiah internasional bergengsi. Adapun member yang menimba ilmu di negeri sendiri juga tak sedikit yang berasal dari kampus-kampus besar yang berlangganan jurnal internasional. 

Nah itulah yang menjadikan grup tersebut menjadi spesial. Jadi mumpung ada kesempatan semacam ini, nggak ada salahnya untuk bergabung. Terutama jika ingin update jurnal-jurnal internasional.


Ada hal menarik yang ditulis di bagian About pada grup Fb tersebut: 

"Mau baca aja udah syukur. Apalagi mau baca jurnal :P"



Sunday, October 6, 2013

Berteman dengan Mahasiswa Negeri Sakura (bagian II)

ENGLISH VERSION

Di tengah-tengah banyaknya tulisan yang harus saya buat. Saya memilih untuk menyempatkan waktu saya untuk menulis lagi di blog. Pada tulisan sebelumnya, saya menulis tentang perkenalan saya dengan beberapa mahasiswa yang berasal dari Jepang (baca). Tulisan ini merupakan kelanjutannya.

Setelah makan malam bersama Fahri, Pak Widy, Kana, dan Ayumi. Malam itu (Sabtu, 22/9) kami berpisah dan bikin janji untuk bertemu keesokan harinya. Jam 9 pagi adalah waktu yang tepat untuk mulai jalan-jalan.


Singkat  cerita, agenda liburan pun berlanjut di hari Minggu (22/9). Kali ini kami mengajak personil tambahan, Shofi Rukhama atau akrab disapa Shofi, jika di rumah di panggil Ama, dan Fahri memanggil dia SOPENG. :D. Saat di mobil kami berkenalan lagi satu sama lain. Kana meminta kami untuk mencatat nama kami di notebook nya. Saya pun tak mau ketinggalan untuk meminta mereka menuliskan namanya, termasuk nama mereka dalam aksara jepang.

Tempat tujuan selanjutnya adalah Candi Prambanan. Ini untuk kedua kalinya saya pergi ke sana. Kali ini kami ingin mengambil paket kunjungan ke 2 kompleks candi sekaligus, Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko. Candi Ratu Boko dapat ditempuh selama 10 menit perjalanan jika menggunakan mobil yang disediakan oleh pengelola.