Sunday, July 22, 2012

Tanam Mangrove bersama Warga Desa Sungai Kunyit Laut



pembuatan papan peringatan agar perahu tidak masuk area penghijauan
Di sebelah barat pulau Kalimantan, tepatnya di Desa Sungai Kunyit Laut, Kabupaten Pontianak, telah selesai dilakukan kegiatan penanaman mangrove sebanyak 500 batang pada hari Rabu, 18 Juli 2012. Penanaman mangrove merupakan bagian dari rangkaian kegiatan KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat) Universitas Gadjah Mada tahun 2012. Satu tim KKN-PPM UGM memang ditempatkan di desa Sungai Kunyit Laut dengan tema pokok kegiatan “Optimalisasi Daya Guna Kelapa dan Ikan Sebagai Produk UMKM”. Penulis juga termasuk anggota tim KKN-PPM ini.


Hutan mangrove merupakan bagian yang penting bagi keseimbangan ekosistem daratan dan perairan. Hutan mangrove adalah hutan yang ada di daerah payau yang terletak di garis pantai dan masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Keberadaan mangrove di daerah pantai merupakan hal yang penting, di antaranya adalah untuk pencegahan abrasi, habitat bagi organisme perairan.

Menurut Dr. Erny Poedjirahajoe, jenis Rhizopora sp atau yang sering disebut bakau merupakan salah satu jenis mangrove yang harus ditanam ketika kegiatan rehabilitasi dilakukan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan akar jangkar bakau yang mampu secara fisik menahan laju arus air laut menuju permukaan dan juga sebagai sarana dekomposisi seresah daun yang jatuh. Fungsi mangrove lainnya adalah sebagai tempat pemijahan telur ikan secara alami, sehingga bisa disimpulkan bahwa sumberdaya ikan akan tetap terjaga apabila ekosistem mangrove tetap lestari (lacakbalak.web.id).
Penulis dan warga Desa Sungai Kunyit Laut


Selama kegiatan penanaman, warga sangat antusias dalam bergotong royong melakukan penanaman. Sekitar 40 warga bersama 6 orang mahasiswa KKN-PPM UGM bahu membahu untuk membantu kelancaran kegiatan penanaman, ada yang membantu membawa bibit ke dekat lokasi penanaman, ada yang membuat lubang untuk menanam, ada yang membenamkan bibit ke tanah yang terdiri dari lumpur, ada yang menyediakan ajir, ada yang mengikatkan bibit ke ajir, dan ada juga yang membuat semacam pagar agar perahu-perahu tidak memasuki area penghijauan. Tua muda, pria wanita sama-sama "berani kotor" untuk menanam bibit-bibit mangrove yang nantinya akan melindungi mereka ketika telah tumbuh besar.

Berdasarkan cerita dari warga, wilayah pesisir Desa Sungai Kunyit Laut memang rawan terkena pasang air laut sekitar bulan Desember. Warga menyadari adanya tanaman mangrove dapat mengurangi tenaga dari air laut yang sampai ke daratan. Warga Desa sungai Kunyit Laut memiliki semacam kearifan lokal, yaitu dengan melarang orang-orang untuk menebang pohon bakau yang tumbuh di wilayah mereka.

Bantuan bibit didapatkan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pontianak sebanyak 500 bibit. Bibit ini merupakan bagian dari realisasi program penanaman 1 milyar pohon yang dicanangkan oleh Kementerian Kehutanan. Namun patut disayangkan warga belum mengetahui bahwa mereka boleh mengajukan permintaan bibit untuk kegiatan penanaman mangrove, padahal mereka sudah sejak lama menginginkannya.

Warga berterima kasih dengan adanya kegiatan penanaman ini dan mereka berkomitmen untuk menjaga mangrove yang telah ditanam di sana. Jumlah 500 bibit bukanlah jumlah yang besar, namun besar harapan kami agar pihak-pihak lain dapat meneruskan kegiatan-kegiatan semacam ini.

4 comments:

  1. tema KKN nya menarik, tapi koq gak dibahas di tulisan ini terkait dengan bgmna cara mengoptimalkan kelapa dan ikan..?(request)

    ReplyDelete
    Replies
    1. usulan yang menarik .. mmg trus terang saya malah belum membuat tulisan itu ... brangkali di tulisan berikutnya saya usahakan menulis ttg itu

      Delete
  2. ok, karena kebetulan sya mahasiswa agroindustri,jadi sangat tertarik dengan hal2 demikian

    ReplyDelete