Monday, February 15, 2010

Hutan dan Diriku

Sesuatu akan terasa sangat berarti ketika kita kehilangan sesuatu itu.


Kalimat ini terasa sangat melekat di dalam pikiranku setelah tadi pagi mengikuti kuliah Ilmu Tanah Hutan. Emang harus diakui bahwa manusia (terutama “manusia Indonesia”) baru sadar betapa pentingnya hutan ketika hutan telah berada di ambang kemusnahan. Segala macam upaya dilakukan agar bisa ngembaliin keadaan hutan ke keadaan semula dengan biaya yang tentu saja jauh berlipat lebih besar dibanding hasil yang diperoleh dari perusakan hutan, yang hanya menguntungkan para mafia hutan (baca: cukong-cukong dan penambang-penambang tak bertanggung jawab). Belum lagi jika upaya itu dicemari oleh perilaku masyarakat Indonesia yang masih megang tradisi KKN.


Hal-hal inilah yang bisa menepis anggapan orang-orang yang sering bilang: “Ngapain masuk kehutanan, hutannya udah mau habis, prospeknya gak cerah”. Kalau menurut kami (rimbawan), justru inilah yang menjadikan pekerjaan untuk lulusan kehutanan semakin banyak, yang otomatis prospeknya menjadi lebih baik. Ya mirip-miriplah ama petugas pemadam kebakaran, kalau makin banyak kebakaran makin baik prospeknya, tapi kebakaran adalah sesuatu yang tak diharapkan. Begitupula lulusan kehutanan, kerusakan hutan bukanlah yang mereka harapkan.


Gak sulit ngebayangin gimana nasib hutan beberapa masa yang akan datang. Namun sebenarnya bukan di sini letak permasalahannya, yang jadi masalah adalah apa yang akan terjadi seandainya hutan bener-bener rusak dan apa yang harus kita lakukan agar hal itu gak perlu terjadi? Ini tugas anda, harap dikumpulkan segera..hehe.. Mirip dosen ya.


Ngomong-ngomong hari ini adalah hari pertama kuliah semester II (WOOW.. udah semester II). Alhamdulillah semester I diakhiri dengan IP yang cukup. Aku juga sedikit bersedih, karena 1 mata kuliah aku dapat nilai E. Ini mungkin udah kehendak Allah. Mata kuliah yang gak aku ikutin adalah Porestri Caping.. ralat.. maksudnya Forestry Camping (FC). FC berbeda dengan mata kuliah yang lain, karena kuliah hanya 4 hari dan berlangsung pada waktu liburan semester. FC akan memberi sedikit gambaran mengenai apa yang akan dihadapi oleh mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM yaitu HUTAN. Oia.. aku belum ceritain kenapa aku gak bisa ikut FC. Begini ceritanya.. 4 hari menjelang FC tepatnya pada tanggal 28 Januari 2010 (tepat pada masa 100 hari kepemimpinan SBY- Boediono), saat dinihari aku merasakan not delicious body (pasti gak ngerti artinya apa..hehe. dalam bahasa Indonesia artinya adaah gak enak badan) dan suhu badanku terasa naik. Tau kah yang terjadi apa? Jawab sodara-sodara. Tebak-tebak berhadiah ni.hehe

Ternyata aku terkena penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) Pokoknya menyedihkan dah, mesti ngerawat diri sendiri ,cari makan sendiri, nyuci sendiri, asli badanku terasa lesu banget. Aku terpaksa harus bersabar dan berusaha agar aku cepet sembuh (indikator kesembuhannya adalah kadar trombosit bisa normal kembali), minum aer 5 L sehari, minum obat, beli angkak yang pahit banget, nyediain jus jambu dan banyak istirahat. Hingga hari ke-6 ternyata trombositku terus turun, akhirnya aku memutuskan mencari obat yang lain, taukah sodara-sodara aku harus mengeluarkan uang Rp 135.000,00 untuk membeli angkak cair yang rasanya mirip rasa kecap manis. Ya demi sembuh (terutama agar gak di opname) akhirnya aku mencoba mengikhlaskan uang itu. Alhamdulillah setelah meminum obat itu akhirnya trombositku naik secara drastis. Jadi aku mengimbau kepada kalian semua agar hati-hati dengan penyakit DBD karena penyakit ini bener-bener sangat merepotkan

Untuk posting pertama, cuma ini yang bisa ku berikan kepada kalian semua, semoga bermanfaat.


No comments:

Post a Comment