Wednesday, February 24, 2010

Ada Kehidupan di Tamtim

Udah 3 hari ini terik matahari terasa menyengat kulitku yang udah terlanjur angus ini. Keringet terus ngebasahinku sepanjang hari, kata orang sih keringetan tu bikin sehat. Tapi ini mah beda, kalau lama kelamaan mah bukannya sehat malah bisa jadi manusia asin. Panasnya gak cuma terasa kalau kena sinar matahari, tapi udaranya juga jadi ikutan panas. Jadi di dalam kelas udah bisa diibaratkan aku ini adonan roti yang udah dicetak terus dimasukin ke oven yang dalam hal ini adalah kelas (kebetulan di sini masih banyak ruangan kelas yang gak ada AC nya, stel timer dan suhunya, tinggal tunggu matengnya deh. Maka jadilah kue “manusia” kering khas kalimantan yang spesial dipanggang di jogja. Ada yang mau coba?


Kalau cuaca panas kayak gini, ada 2 tempat yang jadi favoritku, yaitu masjid dan tamtim. Kalau masjid mungkin kita udah tau kalau kebanyakan masjid tu suasananya sejuk dan nyaman, cocok banget buat ngelepas lelah (baca: tidur siang). Kalau tamtim tu tempat apaan? Secara etimologi kata tamtim berasal dari perpaduan dua buah kata, yang merupakan bahasa Indonesia tulen, yaitu taman dan timur. Berhubung kemampuan berbahasa Indonesia ku kurang, jadi gak bisa ngasih definisi taman dengan baik, pokoknya taman tu suatu tempat di area yang terbuka yang dihiasi dengan berbagai macam tumbuhan dan ornamen yang fungsinya memperindah. Bener gak ya? Ngaco banget ni. Kalau timur ya timur. Kalau liat di kompas timur ya di samping kirinya utara, eh salah, di kanannya. Maklum sewaktu masih di Kalimantan kami mendefinisikan arah dengan cara yang agak beda, dan biasanya bergantung pada letak sungai. Arah-arahnya ada 4, yaitu hulu (untuk arah yang berlawanan dengan arus sungai), hilir (untuk arah yang searah dengan arus sungai), darat (untuk arah yang menjauhi sungai), dan laut (untuk arah yang mendekati sungai).


Kembali ke definisi tamtim maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tamtim adalah area terbuka yang dihiasi dengan berbagai macam tumbuhan dan ornamen yang fungsinya memperindah yang terletak di sebelah timur, dalam hal ini adalah sebelah timur Fakultas Kehutanan UGM.


Tamtim memiliki 1 ciri khas dan jika ciri khas ini hilang maka tamtim gak akan seindah saat ini. Ciri itu adalah adanya pohon trembesi (Samanea saman) yang letaknya ada di tengah-tengah tamtim. Pohon ini bertajuk payung yang melebar sehingga menaunginya orang-orang yang bernaung di bawahnya. Sungguh beruntung orang yang menanam pohon ini, pastilah beliau mendapatkan amal yang gak putus-putus selama pohon ini masih memberikan manfaat.

terlihat beberapa pohon-pohon tanjung


Ada banyak kegiatan yang telah dilakukan di tamtim, selama aku menjadi mahasiswa Fakultas Kehutanan di sini. Tempat ini sering dijadikan sebagai tempat rapat, tempat berdiskusi antar mahasiswa, syukuran, tentoring kuliah oleh senior-senior, tempat mengerjakan tugas (sekaligus laporan dan PR), sekedar untuk ngobrol dan ngelepas lelah, tempat berkumpul jika mahasiswa ingin pergi bareng ke suatu tempat, tempat buka bersama, tempat olahraga, dan kadang-kadang ada yang pacaran (ini harus diwaspadai.. karena sangat berbahaya). Tidak hanya mahasiswa fakultas kehutanan, mahasiswa fakultas lain pun sering ke sini untuk rapat bahkan masyarakat umum pun sering ke sini.

Kongres Forestry Study Club VI yang berlangsung di bawah pohon trembesi


Hayo tebak-tebakan gambar

Di Tamtim gak cuma ada pohon trembesi, di sini kita juga bisa melihat pohon meranti (kebetulan yang ada di sini Shorea selanica) yang menjulang tinggi dan tidak hanya ada 1 pohon, ada juga pohon tanjung, damar, dan lain-lain. Di sini banyak ditanami tanaman-tanaman hias yang semakin menambah kesejukan. Kalau melangkah di sini, harap berhati-hati, licin banget. Soalnya lumut pada nempel di lantai semennya. Ada yang unik dari Fakutas Kehutanan dibanding dengan fakultas-fakultas lain, yaitu semacam tugu yang ada tulisan Fakultas Kehutanan dan denahnya, yang desainnya beda banget, karena ada papan kayunya (mungkin udah kekhasan kehutanan), sedangkan fakultas lain biasanya cuma pake beton. Tapi sayang dijadiin tempat singgah kabel-kabel telepon dan cukup mengganggu pemandangan. Ada lagi yang keren yaitu background berupa gedung yang menjulang tinggi yang masih lumayan baru.

Inilah salah satu penanda jika anda masuk ke wilayah Fak. Kehutanan

Ada sisi lain dari tamtim yang bisa dibilang sumber nafkah bagi sebagian orang. Yaitu daun-daun yang gugur, jumlahnya lumayan banyak, dan para petugas kebersihan lah ahlinya. Tapi jangan sangka tugasnya cuma se-ringan ini. Area yang harus bersihin luas banget, maklum Fakultas Kehutanan banyak banget pohonnya. Jadi aku menyarankan bahkan sangat menganjurkan jangan sekali-kali bercita-cita menjadi petugas kebersihan, pokoknya jangan! Ini serius.. demi masa depan anda. Kecuali terpaksa. Kalau punya anak sekolahin tinggi-tinggi, terus kasih tau:” Nak.. Jangan bercita-cita jadi petugas kebersihan ya, itu pekerjaan berbahaya, salah sedikit bisa mati”.

Sepertinya omonganku mulai ngawur. Oke kita sudahi dulu posting kali ini. Temen-temen juga bisa menikmati fasilitas buletin islami tinggal klik di sini atau klik tab di atas.


Untuk temen-temen di Bontang yang udah pada kerja, selamat bekerja ya, tetep patuhi K3.

Untuk temen-temenku yang masih ngelanjutin pendidikannya, terus berjuang ya. Inget orang tua di rumah yang udah ngebiayain kita dan jangan lupa ibadahnya.


No comments:

Post a Comment