Saturday, January 8, 2011

Fang (Panthera Tigris Sumatrae) dan Si Primata Berambut Merah (Pongo abelii dan Pongo pymaeus)





Dalam rangka Hari Bumi April 2011, WWF mengadakan Kompetisi Design Karakter Sahabat Satwa. Pada kompetisi ini kita diminta untuk mendesign karakter untuk menemani Fang, si harimau Sumatera. Karakter yang dikompetisikan adalah karakter dari 4 flagship species yaitu penyu, orang utan, gajah sumatera, dan badak jawa. Untuk info lebih lengkap bisa dibuka di sini.

Setelah lihat web ini saya jadi teringat tentang orang utan yang tinggal di daerah asal saya, Kalimantan. Tulisan ini akan memberikan sedikit pengetahuan tentang kondisi mereka saat ini. Selain itu saya juga sedikit bercerita tentang keluarga Fang sang harimau sumatera.

Sedikit ke belakang di zaman-zaman ketika saya masih primitif, mungkin ketika saya baru mengenal huruf. Saya membaca semacam buku pintar yang salah satu kontennya adalah gambar-gambar spesies-spesies yang dilindungi di Indonesia. Salah satunya adalah orang utan, hal yang tidak dapat saya pahami (pada saat itu) adalah mengapa harimau juga termasuk spesies yang dilindungi? Sebagai salah satu penonton setia televisi, waktu itu saya menganggap bahwa harimau adalah hewan berbahaya yang bisa memangsa anda jika anda sial bertemu dengannya. Benar-benar tak habis pikir saya dengan pemikiran pemerintah (pada saat itu). Beranjak dewasa saya menyadari betapa miris nasib harimau, meskipun sangar tetapi jumlahnya semakin langka dan sangat rentan. Harimau bali dan jawa sudah punah dan harimau sumatera juga tinggal menunggu waktu jika saja perilaku manusia belum berubah. Saat ini harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) berada dalam status Critically Endangered (kritis) menurut IUCN.

Kembali ke orang utan, spesies ini pernah menjadi salah satu maskot PON XVII Kaltim 2008 ditemani dua spesies lainnya pesut dan burung enggang. Tidak salah memang ketika orang utan dijadikan sebagai maskot, mengingat spesies ini adalah spesies yang unik. Keunikannya adalah orang utan merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di Asia dan hidup di pulau Kalimantan, tentu saja jika kita tidak dianggap sebagai kera seperti pemikiran pengikut Darwinisme. Sebenarnya persebaran orang utan pada awalnya lebih luas dibandingkan saat ini. Saat ini kita hanya bisa menjumpai orang utan di pulau Sumatera dan Kalimantan (90% di Indonesia). Orang utan kurang dari 20.000 tahun yang lalu dapat dijumpai di seluruh Asia Tenggara, dari Pulau Jawa di ujung selatan sampai ujung utara Pegunungan Himalaya dan Cina bagian selatan. Nampaknya permasalahan habitat yang semakin sempit membuat hal ini terjadi. Diakui apa tidak ternyata manusia dan orang utan punya "hobi" yang sama dalam pemilihan tempat tinggal terutama dataran alluvial di sekitar daerah aliran sungai dan hutan rawa gambut, biasanya untuk pertanian dan kehutanan. Kawasan seperti rawan bagi orang utan jika manusia lebih banyak memanfaatkannya.

Dulu ketika saya masih SMP, kira-kira 5-6 tahun yang lalu, rumah saya kedatangan tamu "Spesial". Tamu itu adalah Mas Pongo alias orang utan. Anda tidak perlu kaget mengapa spesies selangka ini bisa hadir di rumah saya yang sederhana. Maaf, bukan juga karena rumah saya di hutan. Mungkin saatnya kita ketahui bersama bahwa gampang saja untuk memelihara spesies-spesies dilindungi semacam orang utan di negeri kita. Orang utan itu berasal dari rumah tetangga saya dan nampaknya masih muda. Sayangnya jiwa seorang conservationist belum muncul pada diri saya, jadi yang ada hanya kesal. Gimana gak, lampu TL yang bertampang innocent sukses direnggutnya sampai keluar kabel-kabelnya. Anda tidak perlu heran, orang utan memang pemanjat ulung meskipun badannya tidak terlihat atletis. Satu hal lagi yang tidak saya suka, Mas Pongo juga berhasil meninggalkan harta karun yang berharga di rumah saya. Sebongkah kotorannya nampak indah dan baunya yang pasti eksotis, tentu ini bukan hal yang patut di contoh dari Mas Pongo. Terima kasih engkau telah membuat susah hidup kami sebentar. Syukurlah pemiliknya segera mengambil Mas Pongo. Inilah sebuah contoh perilaku buruk kita yang memperlakukan spesies-spesies dilindungi seolah-olah binatang peliharaan biasa.

Saat itu saya tidak tahu apa spesies Mas Pongo, karena waktu itu saya masih awam. Saya baru tahu ketika kuliah Dasar-dasar Konservasi Sumber Daya Hutan, ternyata di Indonesia ada 2 spesies orang utan. Spesies orang utan di Sumatera adalah Pongo abelii (orang utan sumatera) dan di Kalimantan adalah Pongo pygmaeus (orang utan borneo). Tidak seperti Pongo abelii, Pongo pygmaeus terbagi lagi menjadi 3 anak jenis yang berdasarkan perbedaan yang cukup nyata dari ketiga anak jenis ini. Ketiga anak jenis ini adalah:
-Pongo pygmaeus pygmaeus, di bagian Barat Laut Kalimantan, yaitu utara dari Sungai Kapuas sampai ke Timur Laut Sarawak;
-Pongo pygmaeus wurmbii, di bagian Selatan dan Barat Daya Kalimantan, yaitu antara sebelah Selatan Sungai Kapuas dan Barat Sungai Barito; serta
-Pongo pygmaeus morio, di Sabah sampai Sungai Mahakam di Kalimantan Timur


Saya waktu itu tinggal di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Jadi
asumsi saya Mas Pongo adalah anak jenis yang ketiga yaitu Pongo pygmaeus morio.


Populasi orang utan sumatera adalah 6667 ekor dengan luas habitat 7031 km persegi (Sumber : PHVA 2004 dan revisi PHVA 2004, Wich, dkk draft.). orangutan sumatera hanya ditemukan di Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh, dengan Danau Toba sebagai batas paling selatan sebarannya. Hanya 2 populasi yang relatif kecil berada di sebelah barat daya danau, yaitu Sarulla Timur dan hutan-hutan di Batang Toru Barat. Lain halnya dengan orang utan sumatera, keadaan orang utan borneo nampaknya lebih baik jika kita lihat dari jumlah populasinya, yaitu 54567 ekor (Sumber : revisi PHVA 2004, Wich, dkk draft).

Banyak-banyak ancaman yang dihadapi oleh primata gondrong berambut merah ini, di antaranya adalah:
-Tekanan populasi penduduk, akibatnya adalah degradasi sumberdaya, kepunahan spesies khususnya akibat perburuan, peningkatan erosi, gangguan siklus hidrologi
-Perubahan Landuse (tata guna lahan), akibatnya degradasi dan kerusakan sumberdaya, kepunahan spesies, kehilangan fungsi hutan
-Kebakaran hutan, akibatnya degradasi habitat dan kematian orangutan
-Pertambangan, akibatnya perubahan dan degradasi habitat
-Penegakan aturan yang lemah, akibatnya penebangan hutan dan perburuan tinggi
-Penebangan hutan, akibatnya habitat orangutan berkurang, perubahan vegetasi dan penurunan populasi
-Perburuan/ Perdagangan illegal, akibatnya kepunahan spesies, perubahan struktur komunitas
Pongo abelii

Orang utan sumatera masuk dalam Critically Endangered (kritis) (lihat) sedangkan orang utan borneo masih berstatus Endangered (genting), bisa dilihat di sini. Meskipun nampaknya orang utan borneo relatif lebih aman dibandingkan orang utan sumatera tetap saja rawan jika tidak ada tindakan nyata untuk melindunginya.

Pongo pygmaeus

Untuk mengetahui kategorisasi spesies yang terancam punah, anda bisa menemukannya dalam Daftar Merah IUCN (IUCN Red List of Threatened Species) alamatnya http://www.iucnredlist.org/. Kategori kepunahan menurut Daftar Merah IUCN adalah extinct, extinct in the wild, criticallyendangered, endangered, vulnerable, near threatened, dan least concern.


Mungkin contoh kejadian yang dialami Mas Pongo merupakan bentuk ancaman Penegakan aturan yang lemah dan Perburuan/ Perdagangan Ilegal. Sudah lama berlalu sejak kedatangan Mas Pongo waktu. Setelah kuliah di Fakultas Kehutanan, saya akhirnya menyadari bahwa keberadaan Mas Pongo janganlah dibenci melainkan untuk dilindungi. Sudah saatnya kita bekerja sama untuk mempertahankan MEGA BIODIVERSITY di Indonesia sebagai warisan yang tidak ternilai untuk anak cucu kita. Mas Pongo, semoga sekarang dirimu baik-baik saja dan anak cucumu bisa tetap menghiasi bumi ini dengan keEKSOTIS-an-mu.

Let's Conserve

Salam Rimba

Sumber pustaka:
-STRATEGI DAN RENCANA AKSI KONSERVASI ORANGUTAN INDONESIA 2007- 2017 (search saja dan dapatkan pdf nya.. bagus kok), Depatemen Kehutanan
-http://www.iucnredlist.org - The IUCN Red List of Threaned Species

Foto pinjem dari:
-http://www.arkive.org/sumatran-orang-utan/pongo-abelii/ <--- buka aja foto nya bagus-bagus
-http://www.arkive.org/bornean-orang-utan/pongo-pygmaeus/ <--- buka aja foto nya bagus-bagus
-http://assets.wwfid.panda.org/img/fang_perlu_teman_04_18906.jpg




No comments:

Post a Comment