Thursday, January 27, 2011

Indonesia Terjangkit Virus "Berbahaya"

Indonesia memang bangsa yang unik, salah satu keunikannya adalah kebiasaan menjelek-jelekkan negara dan bangsa sendiri. Di banyak tempat, mulai dari warung kopi, warteg, warung burjo, angkringan, pasar, kampus, sekolah, rumah sakit, dll, ada saja komentar-komentar negatif yang menjatuhkan martabat Indonesia oleh orang Indonesia sendiri. Bingung?

Indonesia negara koruptor, Indonesia semrawut, Indonesia miskin, Indonesia plagiat, Indonesia gak maju-maju, Indonesia cacat hukum, Indonesia suka ngaret dan masih banyak lagi ungkapan-ungkapan yang keluar dari mulut orang-orang yang terjangkit virus pesimisme. Saya kurang paham, kalau coba kita pikir ungkapan-ungkapan itu pasti tidak hanya ditujukan untuk individu tetapi untuk semua orang yang merasa menjadi rakyat Indonesia dan hidup di negara Indonesia.

Jadi semisal ada yang bilang “Indonesia suka ngaret” berarti dia juga bilang “saya suka ngaret”.

Masalah ini nampak sepele, tapi sepertinya tidak akan lucu jika saat Sidang PBB ada salah satu delegasi Indonesia yang mengatakan ,“Kami sebagai bangsa yang suka ngaret mengusulkan agar tanggal 24 September dijadikan sebagai Hari Ngaret Internasional. Setuju saudara-saudara??”. Setelah itu para delegasi negara lain melempari delegasi Indonesia dengan barang apa saja yang ada di dekat mereka seperti sepatu, microphone, bolpoin, tas, dan gigi palsu (?). Syukur-syukur jika ada yang melempar jam tangan canggih, berarti masih ada yang mengerti bahwa Indonesia memang butuh jam yang tidak error.

Sungguh memalukan jika itu benar-benar terjadi. Lebih baik anda tidak usah membayangkannya.

Saya mencoba menganalisis mengapa kebiasaan menjelek-jelekkan Indonesia bisa terbentuk, penyebabnya antara lain:

1. Mental terjajah

“Pengalaman” terjajah selama beratus-ratus tahun (bahkan hingga saat ini) nampaknya berefek terhadap genetik orang Indonesia. Sifat ini menurun dari nenek moyang kita yang pertama kali terjajah hingga sampai ke masa kita. Namun saya rasa tidak semua orang terkena efek ini. Pahlawan-pahlawan Indonesia termasuk di antara orang Indonesia yang terbebas dari efek genetik ini.

2. Tidak paham mengenal diri sendiri

Ini sering terjadi pada diri saya, mungkin beberapa di antara, yang bingung ketika menuliskan CV (Curicullum Vitae), biodata diri, about me, dan sebagainya. Sampai lupa bahwa dirinya adalah orang Indonesia dan dengan santainya menjelek-jelekkan dirinya sendiri.

3. Kebanyakan makan nasi

Hehe.. mungkin ini hal yang aneh. Tetapi begitulah realitanya, makanan pokok kita memang nasi. Kesalahan beberapa orang Indonesia adalah terlalu serius melihat bangsa yang tidak makan nasi (contohnya: Belanda, Jerman, Inggris, Amrik, dll). Akibatnya malah membuat minder, seolah-olah jika makannya masih nasi Indonesia gak akan maju-maju. Padahal ada bangsa-bangsa yang sama-sama makan nasi tapi tetap bisa maju kok. Sayangnya kurang kita lirik, yang saya maksud adalah Cina dan Jepang.

4. Menganggap suatu keburukan adalah hal biasa, ketika dilakukan oleh banyak orang

Ini anggapan saya, ketika banyak orang yang melakukan suatu keburukan, misal:buang sampah sembarangan, punya jam karet (sering telat), menggosip, menyerobot antrian, ugal-ugalan di jalan dan masih banyak lagi. Maka banyak orang yang cenderung menganggap keburukan-keburukan itu sebagai hal yang biasa. Padahal mereka sudah mengerti batas-batas antara hal yang baik dan hal yang buruk. Mungkin sifat ini juga mirip dengan suka ikut-ikutan tanpa tahu konsekuensi, atau mirip dengan taqlid buta dalam hal ibadah.

Sebenarnya masih banyak lagi, tapi untuk sementara. Teman-teman mungkin punya tambahan lagi, pada tulisan ini saya hanya sekedar ingin berbagi tentang kegalauan saya terhadap virus pesimisme. Semoga saja kita tidak terjangkit virus ini, bagi yang sudah terlanjur kena ada baiknya segera diobati.

Salam Cat-Rim


Image pinjam dari:

-http://1.bp.blogspot.com/_VE5NvpKGb--U/TT4sgGjkSPI/AAAAAAAAEoA/2MBAq8MQAFs/s1600/indoneisa2.jpg

-https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggFdVz-NNUQ1uZrNq7jKcAhFXYCi81bhyphenhyphenocZWXeVza73auvNZD9r8KELo602xAbeLhO9uDmTYZD-DgH0AOK9Xo4Il_i9DmGwnNig0XYhBZKqqtOq-rf6sQACcXAnJuCPRf0o5hD4VKgNc/s1600/depan_lores.jpg

-https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXTlmuAlBA2NSMKaS8LU4CkXglXkwSrFFbKLDj1f90fvSzUlVCGxH-uBzCjIt5p87T59hwuAXL0oNp4ivVLpD7g4rfis4kEdRUuPCTgxedlk8KkdfivDrCp0wDwnRH7MetTAQ0pbSwtIM/s1600/indonesia.jpg


No comments:

Post a Comment