Monday, August 15, 2011

Labu: Sayur atau Kolak

Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau yang terpisahkan oleh laut dan selat, nampaknya berpengaruh besar terhadap tradisi yang membudaya ada di daerah. Hal ini tidak hanya terjadi pada bahasa, cara berpakaian, arsitektur rumah, dan tradisi-tradisi lainnya, namun juga sangat kentara untuk masalah kuliner. Barangkali jika ada yang pernah lihat acara Wisata Kuliner-nya Bondan Winarno, ya seperti itulah gambaran keanekaragaman makanan yang ada di Indonesia. Seringkali bahan yang digunakan untuk mengolah makanan-makanan itu sama saja, hanya cara memasaknya saja yang tidak sama.

Labu, buah yang dihasilkan dari tanaman merambat ini dikenal baik di Indonesia sebagai salah satu bahan makanan. Buah labu memang memiliki rasa yang khas dan rasanya cukup manis. Ada keunikan tersendiri dari tiap-tiap daerah dalam menyantap buah ini, terutama di Jawa dan Kalimantan Timur. Jika saya bilang bahwa labu itu seharusnya dijadikan kolak, maka orang kalimantan akan keheranan. Sebaliknya jika saya bilang bahwa labu dimasak menjadi sayur, maka orang Jawa yang akan mengerutkan dahi. Aneh memang, namun ini fakta.

Sejujurnya saya lebih merasa afdhol jika labu disantap sebagai sayur. Dibuat menjadi sayur bening atau dicampur dengan santan (hasil perasan kelapa). Bahkan daun tanaman labu pun juga sering ditambahkan dalam sayur itu. Kalau yang lebih unik lagi, daunnya pun bisa dicampurkan untuk membuat telur dadar. Namun saya juga tidak menolak untuk makan kolak labu.

Sedangkan orang Jawa sepertinya cukup risih ketika melihat labu dijadikan sayur. Sejauh yang saya tahu di Jawa atau setidaknya orang Jawa yang tinggal di Kalimantan lebih doyan menyajikan labu dalam bentuk kolak. Alaminya labu memang manis, sehingga sangat cocok untuk dikolak.

Saya tidak bisa menyebutkan mana yang lebih baik, yang jelas keduanya sama-sama enak. Untuk masalah kuliner, memang tergantung lidah masing-masing orang. Ada lidah Jogja yang biasanya merasakan manis, sedangkan lidah Jawa Timur lebih sering merasakan pedas. Di Sumatera lain lagi, salah satunya adalah lidah Padang, kita bisa melihat ekspansinya di banyak daerah di Indonesia. Sajiannya biasanya berminyak dan bersantan.

Kekayaan kuliner menjadi nilai tambah tersendiri untuk Indonesia, bahkan bisa menunjang pariwisata. Semakin khas kuliner suatu daerah, maka tourist akan semakin menikmati. Wonosobo punya mi ongklok, Jogja punya gudeg, Cirebon punya nasi jamblang, Bali punya ayam betutu, di Padang ada rendang, Madiun dengan pecelnya, and many more. Ada baiknya sebelum berkunjung ke suatu daerah, kita mencari informasi mengenai daerah itu, termasuk makanannya. Tak perlu repot-repot, tinggal ketik saja di google.com.

No comments:

Post a Comment