Monday, August 29, 2011

Bincang-bincang Soal Toko Buku

Yogyakarta boleh dikatakan sebagai surganya buku. Benda berbentuk balok yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang di atasnya tercetak tulisan-tulisan ini bisa dijumpai di berbagai tempat di Yogyakarta. Sampai sejauh ini penulis pernah mengunjungi beberapa toko buku di antaranya Gramedia (Cabang Kotabaru,  Ambarukmo Plaza, dan Malioboro Mall), Togamas (Cabang Jalan Gejayan dan Jalan Solo), Shopping (terdiri dari banyak kios buku bertempat di dekat Taman Pintar), Social Agency (Jalan Sagan dan Jalan Solo), Sarana Hidayah, Sadar Ilmu, Masjid Kampus UGM (tidak berbentuk toko), bazar-bazar buku yang sering diadakan di Gedung Wanitatama dan GOR UNY dan kali terakhir mengunjungi Periplus (Malioboro Mall dan Bandara Adi Sutjipto).

Kalau yang pernah ke bandara pasti pernah melihat toko buku Periplus. Periplus adalah toko buku yang menyediakan buku-buku berbahasa Inggris dan biasanya membuka cabang di Bandara atau Mall. Di negeri dengan bahasa ibu bahasa Indonesia, nampaknya tidak membuat pemiliknya gentar. Pasti ada saja orang yang gemar membeli buku berbahasa inggris, bisa orang asing, pecinta buku yang suka mencari karya-karya penulis luar negeri, atau mereka yang ingin memperlancar bahasa inggris dengan  membaca buku.

Ada hal yang unik yang dapat ditemukan di Periplus. Coba bandingkan novel terjemahan yang bisa kita temukan di toko buku lokal (Gramedia misalnya) dengan novel yang berbahasa Inggris yang ada di Periplus. Apa yang dapat kita temukan? Coba perhatikan ukuran atau dimensinya! Ternyata novel yang masih berbahasa inggris memiliki dimensi (panjang dan lebar) yang lebih kecil dibandingkan dengan novel terjemahan bahasa Indonesia. Jika kita kaitkan dengan kebiasaan orang barat dan orang Indonesia, maka hal ini amat berkaitan dengan kebiasaan orang barat yang gemar membaca di mana saja, entah kendaraan umum, taman, tempat makan, dll. Kegemaran ini membuat buku yang mungil lebih diminati karena lebih mudah membawanya. Sebaliknya orang Indonesia tidak terbiasa membaca buku di tempat-tempat seperti itu, sehingga tidak begitu diperlukan buku yang berukuran mungil. Ukuran buku yang mungil akan mengorbankan ukuran tulisan. Tulisan menjadi lebih kecil tetapi tetap nyaman dibaca. Bayangkan jika buku terbitan lokal yang mengunakan tulisan yang ukurannya  kecil-kecil, minat baca orang Indonesia akan semakin berkurang.

Periplus

Keberadaan toko buku sangat berperan penting dalam upaya menumbuhkan rasa cinta masyarakat untuk mencintai membaca. Orang Indonesia terkenal suka talking, sehingga hanya bisa mengeluarkan apa yang di dalam otak  tanpa memberikan masukan tambahan ke dalam otak (dengan membaca). Hal ini berakibat omongan yang dikeluarkan terasa kosong dan hampa dan hanya sekedar membunuh waktu saja. Padahal salah satu elemen berpikir adalah adanya informasi-informasi sebelumnya. Informasi-informasi sebelumnya merupakan kumpulan pengetahuan yang salah satunya bisa diperoleh dengan membaca buku.

Togamas
Sedikit disayangkan, di Tenggarong belum ada toko buku semacam Gramedia, Togamas, apalagi Periplus. Andai saja ada yang tergerak untuk mendirikan usaha toko buku, tidak sekedar toko pakaian, bengkel modifikasi motor, pusat penjualan handphone dan komputer, yang semuanya hanya sekedar menjadikan sifat konsumerisme semakin meningkat. Hal inilah yang berpotensi menyebabkan kemandekan pada negeri ini, masyarakat hanya berpikiran untuk membeli dan membeli tanpa ada keinginan untuk membuat sendiri. Tak ada buku yang memotivasi untuk bangkit, tak ada buku yang membangkitkan ide-ide kreatif, semua terlena dengan kelimpahan sumber daya alam yang dikira bisa menjamin terus kehidupan selamanya. Padahal sumber daya alam itu suatu saat akan habis, jika habis maka habis pulalah masyarakat yang ada di sekitarnya. Sebuah peluang BISNIS jika ada yang berminat untuk membuka usaha toko buku di Tenggarong.

Gramedia
Membaca harusnya bukan lagi sebuah hobi, melainkan sebuah kewajiban. Membaca sebenarnya memiliki arti yang luas, jadi tidak sekedar membaca buku. Semua hal yang terjadi di alam ini bisa kita baca, meskipun bukan berupa teks-teks. Saat kita melaksanakan kewajiban membaca maka kita sudah berhasil menunjukkan bahwa kita berbeda dengan hewan. Membaca sudah menjadi hal yang sangat bermanfaat bagi manusia, apa jadinya ketika orang zaman dahulu tidak bisa membaca keteraturan alam ini? Tidak mungkin kalender akan ditemukan. Apa jadinya jika manusia tidak membaca sifat-sifat udara? Menerbangkan layang-layang pun akan sulit, apalagi menerbangkan burung besi (pesawat) yang beratnya berton-ton.  Apa jadinya ketika bapak-bapak kedokteran tidak bisa membaca penyakit yang terjadi pada tubuh manusia? Hanya sekedar demam pun bisa membunuh kita. Banyak contoh lagi yang bisa kita temukan untuk merenungi betapa pentingnya membaca.
Ayat Al Quran yang pertama kali turun di muka bumi pun memerintahkan manusia untuk membaca. Berikut adalah terjemahan ayat Al Quran yang turun pertama kali:
1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan;2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah; 3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah; 4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam; 5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Terjemahan Surat Al-Alaq ayat 1-5)

Shopping (Taman Pintar)
Jangan remehkan kebiasaan membaca. Ambillah buku yang berada paling dekat dengan dirimu, dan mulailah membaca. Jangan juga terlalu fokus membaca buku, sediakan juga waktu untuk membaca fenomena-fenomena yang terjadi di di sekitarmu. Sediakan juga waktu mengetik www.catatan-rimbawan.co.cc pada browser anda.

4 comments:

  1. mudahan klw ada tempat yg cocok sya mw buku toko buku di tgr tahun depan... :)... amiin..

    ReplyDelete
  2. amiin.. saya doakan .. dan smoga bisa mncerdaskan masyarakat tenggarong.. :D

    ReplyDelete
  3. Kelebihan periplus itu ada komik attack on titan yang asli dari kodansha nya, dan juga kalo dipikir2 di periplus udah sampe vol 17 sama kayak di amerikanya

    ReplyDelete