Saturday, October 22, 2011

Eksotisme Arboreteum "Hutan Mini Pardiyan" dan Burung-burungnya


Selama ini hutan identik dengan pohon-pohon rimbun yang berada di daerah pinggiran kota atau pedesaan. Banyak orang yang takut ke hutan karena dalam pikiran mereka hutan adalah daerah yang jarang dijamah manusia, banyak ularnya, ada penunggunya, dan juga nyamuk-nyamuk yang terkenal ganas. 


Menurut yang saya pahami, hutan merupakan bentuk dari asosiasi antara flora dan fauna yang saling berinteraksi dan membentuk iklim mikro yang berbeda dengan iklim di luarnya. Hutan biasanya merupakan area yang luas dan memang jarang berada di tengah kota. Namun bagaiman jika hutan berada di tengah kota?


Itulah yang bisa kita temukan di salah satu sudut kampus Universitas Gadjah Mada di kawasan Bulaksumur, Sleman. Hutan ini dinamakan dengan sebutan Arboreteum Pardiyan atau Arboreteum "Hutan Mini Pardiyan". Menurut keterangan salah seorang dosen kehutanan, arboreteum menjadi seperti saat ini terjadi karena ketidaksengajaan. Awalnya dosen-dosen sering menanami lahan-lahan itu dengan benih-benih yang berhasil diperoleh dari suatu daerah, hingga lama kelamaan tanaman menjadi semakin besar dan terlihat seperti  sekarang ini.


Pohon-pohon yang ada di dalamnya terdiri dari banyak spesies, di antaranya adalah trembesi, hopea, kesambi, ketapang, pterigota, flamboyan, kecrutan, eboni, nangka, pinus, meranti, ampupu, keruing,cemara, randu, dan lainnya. Ada spesies yang  mendominasi dan menyebar dengan sangat cepat yaitu pterigota (Pterygota alata). Ukuran pohon di arboreteum bervariasi, diameter yang besar bisa mencapai 1 meter lebih, dan yang tertinggi bisa sampai 40 meter. Setiap tahunnya, saat mahasiswa baru Fakultas Kehutanan masuk, selalu dilakukan penanaman di hutan ini. Pengelolaan di hutan ini sendiri nampaknya tidak ada, barangkali hutan ini diurus jika ada pohon yang tumbang ke jalan dan tempat parkir saja. 


Keberadaan hutan di tengah kota merupakan satu hal yang positif. Di tengah hiruk pikuk kota dengan polusi-polusi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, hutan bisa membantu menyerap polusi-polusi tersebut dan menjadikan udara terasa lebih segar oleh oksigen yang dihasilkannya. Selain itu, keunikan bisa kita jumpai saat mendongakkan kepala ke atas. Kita akan melihat sekelompok burung yang bertengger atau beterbangan di atasnya. Burung-burung ini awalnya bukan tinggal di Arboreteum Pardiyan. Kemungkinan terjadi kerusakan pada habitat aslinya, sehingga mereka harus bermigrasi dan Arboreteum menjadi pilihan yang cocok. 


Berdasarkan apa yang saya lihat, ada beberapa spesies yang bersarang di sini. Hal ini menjadikan daya tarik sekaligus keresahan, karena populasinya yang sangat banyak yang berakibat menimbulkan bau tak sedap dari kotorannya. Saat memasuki arboreteum, bau amoniak persis seperti jika kita memasuki pabrik amoniak akan tercium jika memasuki kawasan arboreteum. Sudah dilakukan beberapa tindakan untuk mengurangi populasi mereka, namun tetap saja jumlah mereka masih banyak. Tidak adanya predator alami bisa jadi menjadi salah satu penyebabnya. Masih diperlukan solusi yang jitu untuk mengatasi permasalahan ini. Mungkin jika burung-burung itu bisa berbicara, mereka akan berkata:"Apakah salah jika kami hanya ingin menjadikan Arboreteum Pardiyan sebagai rumah kami?"


Arboreteum ini juga sering menjadi tempat penelitian dan praktikum bagi mahasiswa, termasuk di antaranya skripsi-skripsi mahasiswa. Oleh karena itu, selain jasa ekologis, arboreteum juga sudah membantu pengembangan IPTEKS terutama dalam bidang kehutanan. Tentunya menjadi harapan kita bersama agar arboreteum ini jangan sampai dimusnahkan hanya karena kepentingan-kepentingan jangka pendek. Minimal seluruh civitas akademika memiliki mindset yang sama tentang pentingnya keberadaan arboreteum.


Berikut ini saya sajikan beberapa gambar yang berhasil yang saya peroleh dari arboreteum:




Buah saga











terlihat kendaraan bermotor

Kotoran-kotoran burung
Sarang burung

Pterygota alata, spesies yang cukup mendominasi di arboreteum





Sumber Foto: koleksi pribadi

5 comments: