Thursday, October 27, 2011

Rimbawan Menulis di Media Massa? Siapa Takut!

Apakah anda berminat menulis di media massa?
Setelah mengikuti kuliah Komunikasi Informasi Kehutanan, saya terpacu untuk sekedar menampilkan tulisan saya di media yang dibaca banyak kalangan, koran misalnya. Untuk menjamin agar tulisan kita bagus, tentu tidak boleh sembarangan. Agar bisa meminimalisir kegagalan, barangkali belajar dengan orang yang berpengalaman bukan ide yang buruk.

Saya sendiri mencoba bertanya kepada salah satu dosen lulusan PhD di Gottingen, Jerman. Kebetulan saya googling ternyata cukup banyak tulisan beliau di media massa, beliau adalah Pak Ahmad Maryudi. Terutama untuk mahasiswa Fakultas Kehutanan, nampaknya tips-tips berikut akan sangat bermanfaat. Berikut adalah tips-tips yang beliau berikan:

1. isu kehutanan relatif tidak begitu menarik bagi media. hanya beberapa yg punya kepedulian, terutama Jakarta Post dan Jakarta Globe.
Kecuali jika isu kehutanan tersebut digabung dg isu yg lebih luas, misal climate change, ketahanan pangan. Isu sawit disini mgkn bisa masuk jika digabung dg climate change dan/ atau food security. media lain yg mgkn mengcover isu sawit antara lain Kompas, Media Indonesia, Republika. Media lokal jelas tidak akan tertarik.
2. media punya bahasa yg berbeda dg bahasa ilmiah.tentunya bahasa populer yg diinginkan
3. dari judul, pembaca sudah bisa menduga alurnya
4. paragraf pertama biasanya langsung pada pokok permasalahan yg akan diulas. Disini penulis sudah menunjukkan "posisi"nya.
5. data akan sangat mendukung. Tidak perlu referensi. cukup misalnya, "sebuah studi dari FAO menyatakan bahwa..." dan lain sebagainya
6. paragrap terakhir jelas kesimpulan, disini biasanya penulis jg menpunyai "tawaran-tawaran solusi". tapi ini tidak harus spt itu.
7. banyak-banyaklah baca opini..kita akan banyak belajar disitu.

Sekian post kali ini. Semoga bermanfaat.


4 comments:

  1. menulis itu seharusnya udah dilatih dari kecil. Tapi untuk memulai sekarang juga baik daripada tidak sama sekali. Nulis di blog juga termasuk media kan. awal mulanya saja dari situ kalau ingin dikembangkan lebih baik lagi, sih. Kalau memang pingin menulis di media massa (wartawan) sebaiknya dimulai dari mengirimkan beberapa opini publik yang patut di baca ke media massa yang dituju, mencoba apakah essay kita cukup bagus buat ditampilin atau enggak.

    ReplyDelete
  2. yang penting mmg mencoba,, sseorang yang tulisan nya sering diterima di media massa bukanlah orang yang skali nulis lngsng ditrima ..
    klw skrg ni, yang gak bakat nulis pun bisa belajar,,

    terima kasih buat kunjungannya :)

    ReplyDelete