Sunday, January 1, 2012

Dukuh FC: "Kekalahan Hanya Sebuah Kemenangan yang Tertunda"

Di penghujung tahun  (31/12), squad Dukuh FC telah berhasil melewati pertandingan-pertandingan futsal yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Bontang (HMB) wilayah Jogja. Sukses luar biasa diraih oleh Dukuh FC karena sampai pertandingan terakhir tidak berhasil mencetak satu pun gol ke gawang lawan. Dari 5 pertandingan yang dilalui, Dukuh FC selalu kalah mutlak. Sungguh sebuah pencapaian yang luar biasa!


Dukuh FC merupakan tim bentukan dari mahasiswa Bontang yang berdiam di rumah kos-kosan Kepala Dukuh Karanggayam, Depok, Kabupaten Sleman. Mahasiswa Bontang yang dimaksud adalah mahasiswa-mahasiswa putra yang menerima beasiswa Pupuk Kaltim Peduli Pendidikan yang berkuliah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dari 15 orang mahasiswa, hanya 9 orang yang bisa bergabung dalam tim futsal Dukuh FC. Mahasiswa yang ikut bertanding adalah Alam a.k.a Adul, Rozi, Bagus, Kresna, Haer (khusus didatangkan dari Samarinda), Arif a.k.a Fadil, Umar, Sofyan, dan saya sendiri, Hairi.

Turnamen futsal yang diadakan oleh HMB ini berhasil mendatangkan tim-tim futsal yang terdiri dari mahasiswa Bontang. Tidak hanya mahasiswa Bontang yang kuliah di Jogja, mahasiswa Bontang yang tergabung dalam HMB Malang pun banyak yang rela datang ke Jogja untuk mengikuti turnamen ini. Bahkan kami juga bertemu mahasiswa penerima beasiswa Pupuk Kaltim Peduli Pendidikan lain yang saat ini berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB), yaitu Amat dan Fadli. Mereka saat ini sedang menjalani masa berlibur dan saat menginap di Asrama mahasiswa Bontang di Jogja .

Dukuh FC dikalahkan berturut-turut dengan skor 5-0, 4-0, 2-0, 5-0, dan ditutup dengan skor 4-0. Jelas saja, dari semua tim yang ikut turnamen, hanya Dukuh FC yang tidak memiliki persiapan baik. Persiapan yang dilakukan mungkin hanya bermain futsal rutin setiap pekan. Rasa minder dirasakan oleh Dukuh FC ketika melihat tim-tim yang terlihat sudah sangat solid dengan kostum khusus, sepatu futsal lengkap dengan kaos kaki, deker, dan sarung tangan untuk kiper. Pemandangan tersebut jauh berbeda dengan Dukuh FC, yang tidak memiliki kostum khusus (bahkan warna warni), hanya 3 orang yang menggunakan sepatu khusus futsal, dan tidak memiliki tampang-tampang seperti pemain futsal handal. Namun justru ketidaksiapan ini bisa menjadi alibi atas kekalahan-kekalahan yang kami alami.


Dukuh FC telah memberikan warna tersendiri dalam turnamen ini. Meskipun kalah, Dukuh FC seringkali berhasil mengendalikan tempo permainan. Selain itu Dukuh FC juga berhasil mengacaukan formasi tim lawan. Entah hipotesis saya benar atau salah, Dukuh FC juga telah berhasil membahagiakan tim lawan. Karena dengan kemenangan yang mereka raih dari Dukuh FC, mereka pasti merasakan euphoria kebahagiaan. Sekali lagi ini hanya hipotesis.

Menyoroti kegiatan ini, HMB memang berhasil mengumpulkan mahasiswa-mahasiswa Bontang yang tercecer di Jogja, bahkan mahasiswa yang berdomisili di Malang pun berhasil didatangkan. Namun nuansa keakraban antara satu dengan yang lain hanya terlihat nyata di dalam satu tim atau mereka yang merasa pernah bersekolah di SMA yang sama. Saya sendiri terus terang tidak banyak tahu mahasiswa-mahasiswa Bontang yang kuliah di Jogja, nama Bontang tidak memiliki gaung yang sama dengan mahasiswa-mahasiswa dari daerah lain.

Jika saya harus membandingkan, himpunan mahasiswa daerah yang berasal dari Jawa dan Sumatera biasanya lebih sukses dalam menghimpun rekan-rekan mereka yang berasal dari daerah yang sama. Sedangkan mahasiswa Bontang kurang begitu terlihat persatuannya, walaupun saya yakin HMB pasti sudah melakukan upaya untuk menghimpun mahasiswa-mahasiswa Bontang yang tersebar di perguruan-perguruan tinggi yang ada di Jogja. Mungkin pendapat saya bisa salah, tapi seperti itulah yang saya rasakan.


Bersatunya mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari satu daerah jangan dipandang sebagai tindakan "pilih-pilih teman". Melainkan dalam rangka untuk menyatu padukan potensi-potensi mahasiswa agar nantinya bisa memberikan kontribusi dalam pembangunan daerah masing-masing tempat mereka dibesarkan. Selain itu bersatunya mahasiswa yang berasal dari satu daerah bisa meningkatkan adaptasi mereka dalam lingkungan yang benar-benar baru bagi mereka.


Saya memiliki keinginan untuk bisa duduk bareng bersama mahasiswa-mahasiswa Bontang. Berdiskusi tentang kemajuan-kemajuan daerah, permasalahan-permasalahan yang banyak dijumpai di daerah, dan juga sharing tentang disiplin ilmu masing-masing. Untuk berkontribusi, kita tidak perlu menunggu menyandang gelar sarjana dulu. Banyak sharing berdiskusi akan menghasilkan inspirasi-inspirasi yang berharga. Selain itu, saat ini perkembangan social media di internet sedang melejit. Sehingga mahasiswa harus jeli memanfaatkan kesempatan ini untuk sharing banyak hal. Tidak cukup sampai di situ, tindak lanjut berupa pertemuan rutin dapat meningkatkan spirit membangun yang akan menjadi sebuah energi luar biasa. Sampai-sampai kita tak menyadari bahwa energi itu muncul dari mahasiswa-mahasiswa "daerah".


Kembali ke Dukuh FC, dalam turnamen ini memang tidak memiliki target-target khusus. Asal bisa main futsal sudah cukup. Sehingga kekalahan tak jadi masalah bagi tim futsal yang memiliki nama yang sedikit nyentrik ini. "Kekalahan hanya sebuah kemenangan yang tertunda".

No comments:

Post a Comment