Saturday, January 14, 2012

Melihat Sisi Lain Ukraina: Penambang yang Harus Bertahan Hidup




Kali ini saya ingin akan mengulas sebuah film dokumenter berjudul "Working Man's Death: Heroes" yang dibuat oleh Michael Glawogger. Film berdurasi 22.17 menit ini akan menunjukkan kepada kita sisi lain kehidupan di negara Ukraina  (Україна), negara pecahan Uni Soviet.



Penambangan batubara yang saat ini berkembang di Indonesia sudah menggunakan teknologi canggih dan penggunaan alat berat, sehingga produktivitasnya sudah sangat tinggi. Negara yang berada di Eropa, seperti Ukraina, secara logika harusnya mempunyai sistem penambangan yang lebih canggih lagi. Ternyata dari film ini, kita bisa tahu bahwa masih ada penambang yang menambang batu bara dengan menggunakan tenaga manual sehingga pekerjaan menjadi lebih berat daripada dengan menggunakan alat-alat dengan teknologi yang lebih canggih.


Saat kita melihat kekayaan batubara di Indonesia yang melimpah ruah. Suara mesin berderu sepanjang waktu di areal penambangan untuk mengeluarkan batubara dari perut bumi yang telah bersemayam bersemayam selama jutaan tahun. Hal yang berbeda dapat kita lihat di Ukraina. Pekerja-pekerja itu hanya menggunakan alat-alat manual seperti palu, cangkul, atau sekop berusaha mendapatkan bongkahan-bongkahan di bekas tambang batubara yang sudah berhenti beroperasi.


Saat di Indonesia kita melihat perusahaan yang memiliki banyak pekerja tambang dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Di sisi lain Ukraina ini kita akan melihat mereka tidaklah bekerja di bawah bendera perusahaan. Mereka hanya terdiri dari sekelompok orang bahkan ada yang sendirian, berharap agar masih ada batubara yang tersimpan dan masih bisa mereka tambang.


Mereka adalah penambang batu bara yang bukan lagi menambang dengan memegang erat sosialisme dan bukanpula golongan kaum kapitalis yang biasanya rakus. Mereka hanyalah penambang miskin yang berusaha untuk tetap bertahan hidup dengan memanfaatkan jasad-jasad mati yang tersimpan dalam bentuk sebongkah batubara. 


Penambang yang ditampilkan pertama hanya bekerja seorang diri di tengah musim dingin. Dia menggali di bukit, berharap bisa mendapatkan bongkahan batubara dari penggalian itu, walaupun ukurannya kecil. Dia mencontohkan bagaimana membedakan batu bara dan batu biasa.Ia yakin masih banyak batubara yang bagus di bukit itu jika bisa menggali lebih dalam. Dia hanya bisa mendapatkan sedikit batubara saat musim dingin.


Berikutnya ditampilkan semacam film "renaissance" nya Ukraine setelah Alexey Grigoryevich Stakhanov berhasil menambang 102 ton batubara dalam waktu 5 jam 45 menit (14 kali kuota) pada tanggal 31 Agustus 1935. Dalam film "renaissance" singkat itu seolah-olah Stakhanov telah menemukan tempat ditimbunnya harta karun. Dia dipuja seperti layaknya seorang selebritis. 


Pemandangan yang berbeda muncul setelah film "renaissance” ini selesai. Seorang penambang mengatakan “Anda tidak bisa membandingkan kami dengan Stakhanov, ada sesuatu hal yang sangat berbeda”. Penambang lainnya menambahkan,"Antusiasme kami berasal dari keinginan untuk bertahan, kami bekerja untuk bertahan.” Mereka ini juga termasuk penambang-penambang miskin yang berharap bisa mendapat uang dari hasil batubara yang mereka tambang.


Dulunya mereka adalah para pekerja pada perusahaan tambang. Namun setelah tambang berhenti beroperasi mereka kehilangan pekerjaan. Mereka sudah mencoba mencari pekerjaan, tapi belum berhasil mendapatkan pekerjaan lagi.Hal ini menyebabkan mereka melirik tambang batu bara bekas perusahaan yang telah berhenti beroperasi. Ternyata ditemukan masih banyak batu bara di bekas tambang itu. 


Luar biasa perjuangan mereka untuk mendapatkan bongkahan batubara. Mereka melewati sebuah celah yang terowongan sangat sempit dan mulai melakukan kegiatan pemahatan secara manual. Namun mereka bekerja bersama-sama. Hasilnya dibagi rata setelah batu bara telah dipecahkan menjadi bongkahan-bongkahan yang lebih kecil.


Tindakan mereka memang bisa dikatakan ilegal. Tetapi  ini adalah pilihan hidup mereka. Mereka tidak akan bertahan jika mereka tidak menambang batu bara. Tidak hanya ilegal, pekerjaan ini sangat berisiko bahkan dapat mengorbankan nyawa. Namun apa boleh buat, mereka ingin bertahan hidup. Mereka tidak bisa berharap kepada pemerintah untuk memberi mereka pekerjaan, sehingga dengan terpaksa penambangan ilegal ini tetap dilakukan. 


Akankah Indonesia terjadi hal yang sama setelah batubara habis? Siapa yang tahu. (catrim)

No comments:

Post a Comment