Wednesday, February 1, 2012

Berhati-hati dengan Zona Nyaman yang bernama Pekerjaan

Liburan semester ganjil ini saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke Bontang. Bontang sudah saya anggap sebagai rumah kedua. Di Bontang saya memiliki sahabat-sahabat yang banyak berjasa dalam kehidupan saya. Mereka adalah sahabat saya ketika saya duduk di bangku SMK 5,5 tahun yang lalu. Penyambutan mereka, sudah cukup memberikan rasa lega bagi saya, setidaknya selama ini saya bukanlah musuh bagi mereka. Rasa lega menjadi bertambah ketika melihat sahabat-sahabat saya sudah meraih salah satu elemen pemberi kebahagiaan yaitu pekerjaan yang mapan. Sebagaimana tuntutan dari SMK yang memang harus bisa menghasilkan alumni-alumni yang siap bekerja. Perlu anda ketahui saya juga lulusan SMK, jurusan Kimia Industri.


Bontang memang merupakan kota yang memiliki kawasan industri. Di sana berdiri pabrik-pabrik yang didirikan oleh perusahaan-perusahaan besar. Ada PT. Badak NGL yang mengelola gas alam, PT Pupuk Kaltim yang memproduksi pupuk, Kaltim Parna Industri dan Kaltim Pasifik Amoniak yang memproduksi amoniak, Kaltim Methanol Industri yang memproduksi metanol, OCI Kaltim Melamine yang memproduksi melamin, dan yang terbaru PT. Kaltim Nitrate Indonesia yang memproduksi bahan peledak! Keberadaan perusahaan ini tentu saja membutuhkan tenaga kerja, sehingga lulusan SMK dari beberapa jurusan cukup banyak yang diserap oleh perusahaan-perusahaan tersebut, termasuk sahabat-sahabat sewaktu saya sekolah di SMK.

Jika saja saya tidak kuliah barangkali saya juga sudah bekerja di salah satu perusahaan tadi. Saya akan menjalani rutinitas yang sama dengan teman-teman saya. Saya juga mendapatkan upah yang sama dengan mereka yang jika dihitung-hitung memang terbilang cukup untuk menjalani hidup yang layak. Bahkan jika dibandingkan dengan pendapatan seorang pemungut sampah di Jakarta yang hanya dibayar Rp 100.000,00 per bulan maka perbandingannya sangatlah jauh. Dengan bekerja, saya mungkin juga bisa segera menyisihkan penghasilan saya untuk membantu orang tua yang sudah menghidupi saya selama ini. Namun nasib berkata lain, saya mungkin memang belum saatnya menjadi karyawan sebuah perusahaan. Kesempatan yang terpegang saat ini lebih baik saya manfaatkan lagi agar bisa lebih banyak memberikan kontribusi ke depannya.

Bekerja memang merupakan aktivitas yang bisa menunjukkan martabat kita dan sekaligus membuat kita lebih bahagia. Namun ada beberapa hal yang tak boleh terlupa agar kita tak terjebak ke dalam zona nyaman (comfort zone) terutama untuk rekan-rekan yang bekerja di perusahaan:

Pertama, jangan terjebak dengan rutinitas pekerjaan. Hal yang sering terjadi ketika sudah bekerja seolah-olah waktu hanya terbagi 3 yaitu waktu untuk bekerja, istirahat, dan rekreasi. Padahal masih banyak hal-hal lain yang bisa kita kerjakan dengan waktu-waktu yang kita punya. Banyak karya yang tetap bisa dihasilkan di samping 3 rutinitas di atas. Kita bisa menggunakannya untuk menulis, dakwah, melakukan kegiatan-kegiatan sosial, dan banyak hal yang lainnya. Ingatlah setiap orang memiliki waktu yang sama, tapi akan berbeda kualitas dalam pemanfaatannya.

Kedua, tetaplah menuntut ilmu. Ilmu ini bisa berupa ilmu-ilmu yang akn banyak berguna di dunia maupun ilmu yang berorientasikan akhirat. Namun pada dasarnya ilmu untuk dunia pun harus selalu dikaitkan dengan kepentingan akhirat. Ilmu dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain membaca, kuliah sambil tetap bekerja, berdiskusi, mengikuti kajian-kajian, atau langsung belajar pada ahli-ahli yang mungkin hanya seorang petani atau pemulung. Bertambahnya ilmu dapat membuat otak selalu terasah dan menghindarkan kita dari keburukan-keburukan karena ketidaktahuan akan sesuatu. Termasuk juga perkara-perkara yang berhubungan dengan syariah. Ketidaktahuan sering membuat kita terjerumus pada hal-hal yang sebenarnya diharamkan.

Ketiga, jangan pernah berpikiran bahwa perusahaan akan terus “menyuapi” kita. Perusahaan pasti akan mengalami masa-masa redup, di sinilah diperlukan kesiapan kita untuk tetap bertahan jika seandainya perusahaan akan memerintahkan kita untuk angkat kaki dari perusahaan. Hal yang harus kita siapkan adalah kompetensi yang bisa membuat kita bisa diterima bekerja di tempat lain yang memiliki level yang minimal sama atau lebih  tinggi. Atau mulai berwiraswasta sejak dini. Tidak ada salahnya mulai mencoba berwiraswasta dengan menyisihkan sebagian kecil pendapatan kita.

Keempat, jangan lupa untuk selalu menjaga hubungan baik dengan keluarga, teman, guru, rekan kerja, ataupun tetangga. Manusia sebagai makhluk sosial tak akan pernah lepas dari kehidupan bersama orang lain. Pekerjaan tidak boleh membuat kita gelap mata dan terlupa dengan keberadaan orang-orang di sekitar kita.

Kelima, jangan lupa berbagi dengan orang-orang yang kekurangan. Ingatlah sebagian dari harta kita adalah hak dari fakir miskin. Logika Allah berbeda dengan logika kita. Jika kita memberi kepada orang lain dengan ikhlas, insya Allah kita akan mendapatkan nikmat yang berlipat-lipat dari Allah.

Keenam
, jangan lalai dengan kewajiban-kewajiban ibadah dan perbanyak berdoa.
Saya dan sahabat-sahabat yang sudah bekerja

Saya memang belum bekerja, namun saya harap saran-saran ini bisa menjadi pengingat bagi rekan-rekan yang sudah memiliki pekerjaan. Saya sangat berharap pekerjaan rekan-rekan bisa lebih barokah. Jangan lupa berdoa agar kita semua menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat.  (cat-rim)

4 comments:

  1. mantaaaaap, saya nyusul kerja nanti yak, hhe

    ReplyDelete
  2. saran ya bgus bgt hairi,,,,,
    jadi bahan perenungan.....
    tetap semangat hairi,,,tambah lagi ya info ya di blog...>_______________<

    ReplyDelete