Wednesday, March 14, 2012

Debat Calon "Rektormu"

MGB: Majelis Guru Besar
PAH: Panitia Ad Hoc
SA: Senat Akademik
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tahun ini memang menjadi tahun yang bersejarah bagi Universitas Gadjah Mada (UGM). Tahun ini diadakan pemilihan orang no.1 di universitas negeri tertua di Indonesia ini. Jabatan Prof. Sudjarwadi yang menjabat selama 5 tahun sejak tahun 2007 sampai 2012 sebagai Rektor UGM akan segera berakhir. Hingar bingar pemilihan rektor (pilrek) ini memang tidak seramai pemilihan raya mahasiswa, tapi setidaknya kawan-kawan mahasiswa sudah banyak yang tahu kalau rektornya mau diganti.



Jika sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh PAH Pilrek seharusnya ada 5 calon yang dipilih pada hari senin (12/3). Namun pada saat akan dilakukan pemilihan 5 calon dari 7 calon yang sudah lolos seleksi administrasi, MGB dan SA (Senat Akademik) belum mau memilih  karena belum mengenal calon-calon rektor. Hal ini cukup beralasan dikarenakan waktu pengumuman seleksi administrasi (10/3) dengan waktu pemilihan 5 calon rektor sangat mepet. Akhirnya pemilihan 5 calon rektor akan berlangsung hari rabu ini (14/3).


Kemarin (13/3), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) cabang Bulaksumur mengadakan debat calon rektor di hall UC UGM pukul 14.30.  Acara ini dihadiri oleh 5 calon rektor, yaitu direktur LPPM Prof. Dr. Techn. Danang Parikesit, M.Sc. (Eng); Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr; Direktur Sekolah Pasca Sarjana UGM Prof. Dr. Hartono, DEA., DESS; Dekan Fakultas Hukum Prof.Dr. Marsudi Triatmodjo, SH.,LL.M; dan Dekan Fisipol Prof. Dr. Pratikno, M.Sc;  sedangkan dua calon lainnya nampaknya berhalangan hadir Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo, Ph.D dan Dr .dr. HM. Hafizurrachman, MPH dari UI. Debat ini juga menghadirkan 4 panelis yang 2 di antaranya adalah dari kalangan mahasiswa. Acara ini dimoderatori saudara Oce Madril


Acara ini dihadiri oleh sekitar 200 mahasiswa yang terlihat cukup antusias mengikuti agenda yang diadakan oleh organisasi ekstra kampus ini. Namun keterbatasan waktu membuat tidak semua mahasiswa bisa mengajukan pertanyaan untuk mengorek lebih dalam apa yang dibawa oleh masing-masing calon rektor. Beberapa mahasiswa Fakultas Kehutanan juga nampak ikut hadir menyimak acara debat ini.

Acara ini diawali dengan pengutaraan visi dan misi masing-masing calon rektor. Kalau saya amati visi dan misi kurang lebih memiliki substansi yang sama, di mana UGM tetap menjadi universitas yang "merakyat" tapi "mendunia", tata kelola universitas yang baik (good university governance), mampu memecahkan persoalan Jogja dan bangsa. 

Berikutnya adalah sesi panelis, pertanyaan yang diajukan dua panelis pertama masih bisa dikatakan pertanyaan-pertanyaannya bersifat normatif. Pertanyaan panelis pertama berkaitan dengan peran mahasiswa nantinya setelah menempuh pendidikan di UGM. Pertanyaan panelis yang kedua berkaitan dengan seperti apa UGM akan memecahkan permasalahan bangsa di mana rektor UGM diibaratkan sebagai seorang "dirigen". Jawaban yang muncul  dari pertanyaan pertama antara lain, optimalisasi ekstrakurikuler, menjadikan mahasiswa sebagai pembelajar sepanjang hayat, membentuk mahasiswa yang memiliki moral yang baik, sehat jasmani dan rohani, serta pandai, dan juga adanya problem based learning. Untuk pertanyaan kedua, jawaban mereka kurang lebih sama yaitu pemecahan masalah dengan menggandeng banyak kalangan untuk bersama-sama memecahkan masalah bangsa. 

Pertanyaan berikutnya diajukan oleh perwakilan mahasiswa, Adrian dari HMI dan Zaki dari BEM KM UGM. Pertanyaan Adrian tentang seperti apa posisi calon rektor dalam menganggapi soal logika korporasi di universitas. Jawaban dari para calon rektor kurang lebih sama, yaitu tidak menjadikan UGM menganut logika korporasi. Pertanyaan Zaki berkaitan dengan tanggapan calon rektor terkait dengan pendapat universitas menjadi BHMN (Badan Hukum Milik Negara) atau BLU (Badan Layanan Umum), juga terkait persoalan sekolah vokasi yang akhir tahun lalu sempat ditanggapi dengan people power oleh mahasiswa sekolah vokasi. Dari jawaban bisa ditangkap bahwa berkaitan BHMN atau BLU akan berkaitan dengan pendanaan dan juga pengembangan universitas. Artinya mereka menginginkan UGM bisa tetap bisa mengembangkan universitas tanpa terganjal oleh pemerintah namun untuk pendanaan tetap bisa terpenuhi untuk menjalankan universitas dengan baik. Sedangkan untuk sekolah vokasi, menurut pengamatan saya jawaban mereka belum begitu solutif.


Sesi selanjutnya adalah tanya jawab dengan para peserta acara debat ini. Sayangnya waktu yang terbatas membuat hanya 3 orang penanya yang mendapat kesempatan. Pertanyaan pertama berkaitan dengan independensi pendidikan, pertanyaan kedua berkaitan dengan adanya keinginan "menghidupkan" kembali sosok rektor seperti Prof. Koesnadi Hardjosoemantri, dan penanya terakhir cukup menohok para calon rektor dengan menanyakan kedekatan mereka dengan Mendikbud. Nampaknya para calon rektor belum bisa menangkap maksud dari pertanyaan yang pertama. Salah satu calon rektor mengatakan universitas harus dependen (bergantung) dengan kalangan-kalangan lain. Calon lain mengatakan mereka akan bergantung dengan apa yang diatur dengan peraturan perundangan-undangan. Berkaitan sosok Prof. Koesnadi Hardjosoemantri yang pernah menjabat sebagai rektor UGM (1986-1990), setiap calon mempunyai pandangan masing-masing dan mengakui bahwa beliau memang sangat dengan mahasiswanya saat masih menjadi rektor. Jawaban-jawaban mengenai kedekatan dengan Mendikbud bermacam-macam, semua mengenalnya kecuali satu calon. Sekedar informasi, pertanyaan ini disampaikan mungkin berkaitan dengan porsi suara menteri yang sebesar 35% pada pemilihan rektor UGM.


Debat rektor ini diakhiri dengan closing statement dari calon rektor. Layaknya politisi yang berkampanye mereka mengeluarkan pernyataan yang nampaknya menjadi harapan kita semua. Namun sebuah perkataan hanyalah sebuah perkataan, tentu realisasi dari perkataan itulah yang dinantikan oleh kita semua. Debat rektor berakhir  pada pukul 16.40, namun bagi kawan-kawan yang belum sempat hadir masih bisa mengikuti "Debat Terbuka Calon Rektor" pada hari Rabu, 21 Maret 2012 pukul 08.00-selesai di Gedung Purna Budaya Koesnadi Hardjosoemantri yang diadakan oleh BEM KM, BEM/LEM/DEMA/LM se-UGM, dan HMP. 


Tertarik dengan salah satu statement calon,"Hiduplah di Kampus, Jangan Cari Penghidupan di Kampus".







No comments:

Post a Comment