Friday, June 18, 2010

KETIKA BUKAN RASULULLAH YANG BERDAGANG

Beberapa yang lalu saya pergi ke sebuah warung untuk membeli sesuatu. Setelah mendapatkan apa yang saya cari, saya lalu mengantri untuk membayar. Sambil mengantri, tiba-tiba ada seorang bapak yang menurut perkiraan saya berumur 30 tahunan, berbadan kurus, logatnya bukan seperti logat orang Jawa, dan di tangannya ada sebotol minuman ringan yang telah dibuka tutup botolnya.
"Mas, botolnya berkarat, gak papa ya?" Bapak itu bertanya kepada penjual.
"Gak papa itu Pak, cuma luarnya kan," Penjual yang duduk di bawah menjawab sambil mendongakkan kepalanya.
"Kok bisa begini mas, kadaluwarsa gak ni?" Bapak itu tidak terima begitu saja dengan pernyataan penjual.
"Gak kadaluwarsa kok, itu karena kelamaan disimpan, Pak," Penjual itu menjawab dengan santai.
"Wah ini bahaya kalau ada karatnya begini," Bapak itu terlihat kecewa. "Lain kali bilang ke distributornya, kalau naruh barang di warung ini jangan ada yang berkarat."
"Tapi bukan gara-gara kami pak," Penjual membela diri.
"Saya memang gak bilang kalau mas penyebabnya, tapi lain kali mas bilang ke distributornya kalau barang yang ditaruh di sini bukan yang berkarat, bisa bahaya," Bapak ini nampaknya masih belum puas dengan jawaban penjual. "Kalau mas bilang ke distributornya, mas malah bisa dikasih uang. Saya beberapa kali ngajuin tuntutan gara-gara masalah kayak gini."
Penjual pun menjawab dengan wajah terlipat," Iya pak".
"Ini dibungkus aja. Saya sih gak masalah sama harganya, malah ntar mas rugi kalau saya sudah terlanjur buka tutupnya terus saya gak bayar," Bapak ini masih ingin berdebat.
Penjual ini menuangkan isi minuman ringan ini ke dalam sebuah plastik dan menyerahkannya kepada bapak tadi. Wajahnya masih tanpa senyuman.

hanya ilustrasi



Dari peristiwa ini ada beberapa pelajaran bisa kita ambil. Pertama, seorang penjual tidak boleh menganggap remeh kepada pelanggannya. Menurut analisis saya si penjual kemungkinan menganggap bapak-bapak ini orang yang tidak berpendidikan, sehingga bisa menerima begitu saja. Tetapi kenyataanya, jawaban dari bapak tadi adalah jawaban-jawaban yang jelas bisa mengalahkan alasan-alasan si penjual. Kedua, seharusnya setelah dikritik, penjual bukannya malah ngotot kepada pelanggan. Tetapi penjual sebaiknya segera mengganti barang yang cacat itu dengan barang yang baru dan lebih baik. Ketiga, penjual sebaiknya tetap bersikap ramah kepada pelanggan dan melayani pelanggan dengan sebaik-baiknya. Kalau saya mendapat perlakuan seperti di atas, mungkin saya tidak akan berbelanja di sana lagi, kecuali terdesak/darurat. Keempat, pelanggan yang baik juga harus teliti terhadap barang yang dibelinya. Kelima, penjual berhak mengajukan pengaduan kepada distributor suatu barang jika memang ditemukan kecacatan, selain bisa menjaga citra warung, hal ini juga membuat produsen lebih cermat dalam mengontrol kualitas produknya.

Menurut pandangan Islam, Rasulullah saw. pernah bersabda
"Sesama Muslim adalah saudara. Oleh karena itu seseorang tidak boleh menjual barang yang ada cacatnya kepada saudaranya, namun ia tidak menjelaskan cacat tersebut." (HR. Ahmad dan lbnu Majaah)

Seperti itulah Rasulullah saw., sebagai muslim seharusnya kita mencontoh apa yang dilakukan Rasulullah saw. agar mendapatkan barokah dari apa yang kita perdagangkan, bukan sekedar keuntungan materiil yang kita akan kita dapatkan. Sekecil apapun cacat dari barang kita seharusnya segera dijelaskan kepada pelanggan kita. Hal ini bisa menambah kepercayaan pelanggan kepada kita dan membuat transaksi kita diridhoi oleh Allah Swt.

Inilah Islam, tidak hanya mengatur urusan kita dengan Pencipta kita, Allah Swt. Tetapi juga mengatur hubungan kita dengan sesama manusia dan hubungan dengan diri kita sendiri. Semoga yang saya tulis ini bermanfaat bagi semua yang membaca.

Wallahu 'alam bis shawab

Sumber gambar:
http://kabaruntukkawan.files.wordpress.com/2009/12/dsc01521.jpg

2 comments:

  1. wAcH bsa mEmaTiKan paSaRan n!ch.....
    hech..hech..hech...:)
    by : fans hiree

    ReplyDelete
  2. tenang saja, saya tidak menyebutkan merk

    ReplyDelete