Wednesday, November 30, 2011

Internet Menyuburkan Citizen Journalism


Pernahkah diri anda menjadi seorang jurnalis atau wartawan?

Anda mungkin banyak yg menjawab belum. Kebanyakan di antara kita membayangkan sosok wartawan biasanya menenteng kamera atau kamera video, notebook, recorder, kartu pers, atau atribut-atribut lainnya yang bisa melekat pada seorang wartawan.


Internet telah membuat kita Xlangkah Lebih Maju untuk mematahkan "mitos" ini. Belakangan ada aliran jurnalisme yang berkembang cukup pesat. Jurnalisme ini tidak mengharuskan seseorang untuk berprofesi tetap sebgai jurnalis atau terikat dgn industri media massa. Aliran ini dikenal dengan istilah "citizen journalism". Sehingga siapapun kini bisa menjadi jurnalis.

Menurut Curt Chandlercitizen journalism merupakan kegiatan melaporkan berita yang dilakukan warga biasa, yang tidak dimaksudkan memperoleh uang tetapi memiliki minat pada satu topik tertentu. 


 Setiap orang bisa menjadi citizen journalist melalui berbagai media, radio, TV, dan media lainnya, tanpa perlu menjadi jurnalis pada media tersebut. Uniknya perkembangan internet telah mendorong citizen journalism "Xlangkah Lebih Maju", dengan menghadirkan banyak kesempatan kepada setiap elemen masyarakat menjadi jurnalis.

Banyak layanan internet yang bisa menjadi sarana untuk menyuburkan citizen journalism. Masyarakat bisa memanfaatkan jejaring sosial sperti Facebook dan Twitter, blog (Blogger,Wordpress,Multiply) dan juga mikroblog yg sekarang makin diminati yaitu Twitter. Berbagi foto dengan Flickr danTwitpic. Bahkan berbagi video juga semakin mudah dengan hadirnya Youtube. Semua layanan ini menjadikan kita XLangkah Lebih Maju dalam bidang citizen journalism.

Sebuah fenomena unik saya temukan saat tragedi yang terjadi di Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yaitu runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara pada tanggal 26 November 2011. Kebetulan saya besar di sana, namun saat ini sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta. Begitu mendapat kabar lewat sms tentang runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara, bukannya saya menelepon keluarga. Saya malah lebih memilih membuka internet. Baru beberapa saat mengecek kabar-kabar dari para citizen journalism di Facebook. Saya disarankan untuk melihat foto dari akun Twitter seorang teman. Akhirnya foto pertama yang saya lihat tentang kondisi jembatan bisa saya unduh setengah jam setelah kejadian!! Berikut fotonya:



Setengah jam berikutnya saya mencoba googling, berharap dapat menemukan berita atau foto-foto yang bisa menunjukkan kondisi terkini dari Tenggarong. Ternyata yang saya dapatkan adalah foto yang diupload di Kaskus. Saya belum menemukan media massa yang sudah menuliskan berita tentang runtuhnya jembatan yang sudah dibangun sejak tahun 1995 ini! Berikut fotonya:


Fenomena jembatan besar putus merupakan peristiwa langka dan membuat banyak orang yang tak menyangka peristiwa itu bisa terjadi,
Misalnya pada video berikut:
Berawal dari keisengan membuat video di Pulau Kumala (berada di tengah sungai Mahakam), mereka dikagetkan oleh suara gemuruh yang ternyta berasal dari Jembatan Kutai Kartanegara. Percakapan mereka menunjukkn ketidakpercayaan akan sebuah peristiwa yang begitu cpat dan tak jelas apa penyebabnya. Video bisa dilihat di sini:




Selain foto dan video, banyak sekali opini-opini tentang peristiwa ini yang diungkapkan lewat Twitter dan Facebook. Ada ekspresi tidak percaya, sedih, marah, dan banyak lagi yang tentu akan sulit ditemukan jika kita hanya mengandalkan media massa. 

Terima kasih Internet telah memberikan kami kesempatan menjadi citizen journalist. Terima kasih juga untuk Xl yang selalu hadir memberikan layanan-layanan internet yang semakin bersaing dan semoga semakin MAJU!

  



    






No comments:

Post a Comment