Friday, January 18, 2013

Kemi 2: Menyusuri Jejak Konspirasi (Sebuah Resensi)

Kemi 2: Menyelusuri Jejak Konspirasi
Penulis: Adian husaini (@husainiadian)
Penyunting: Ika W.
ISBN: 978-602-250-068-1
Jumlah halaman: 253
Penerbit: Gema Insani Press
Dr. Adian Husaini telah merilis novel terbarunya yang berjudul Kemi 2: Menyusuri Jejak Konspirasi. Novel ini merupakan kelanjutan dari novel sebelumnya yg berjudul Kemi: Cinta Kebebasan yang Tersesat.

Siapakah Kemi? Kemi, yang bernama lengkap Ahmad Sukaimi, adalah seorang santri cerdas yang mencoba mncari tantangan dengan berkuliah di Jakarta. Pada novel Kemi 1 (Kemi: Cinta Kebebasan yang Tersesat) diceritakan, bahwa Kemi  tertarik dengan pemikiran liberal yg ia temui ketika kuliah di Jakarta, terutama terkait gagasan Islam liberal. Akhirnya dia pun melibatkan diri utk menyebarkan pemikiran ini, dia berkenalan baik dengan Siti yang juga aktif menyebarkan pemikiran ini. 



Sudah bukan rahasia lagi jika dana yang dikucurkan untuk proyek liberalisasi (penyebaran paham-paham liberal merupakan dana yang dikucurkan oleh lembaga-lembaga asing. Namun sayangnya dia justru terjebak oleh sindikat yang sengaja memanfaatkan dana asing yang digunakan untuk  menyebarkan pemikiran Islam di Indonesia. Justru saat Kemi tersadar, dia malah mengalami penganiayaan sehingga ingatannya hilang. Sedangkan Siti yang juga baru sadar bahwa dia telah memilih jalan yang salah, telah diracuni oleh sindikat itu. Untungnya, pemuda dan pemudi ini tidak sampai kehilangan nyawa. Kemi dirawat di salah satu rumah sakit jiwa di Bogor. Sedangkan Siti juga harus dirawat di rumah sakit. Siti bisa lolos dari maut dan bisa kembali pulang ke rumah orang tuanya.

Pada novel Kemi 2, diceritakan bahwa kasus penganiayaan Kemi telah mendapat perhatian khusus dari para aktivis-aktivis yg mnyebarkan paham Islam liberal, bahkan pimpinan yayasan asing yg mendanai proyek-proyek liberalisasi Islam di Indonesia harus turun tangan untuk menyelesaikan kasus ini. Mereka merasa bahwa Kemi adalah santri yang potensial untuk melancarkan langkah-langkah dalam menyebarkan paham liberal di Indonesia. Rahmat, yang pada novel Kemi 1 ditugaskan untuk menyelamatkan Kemi dari cengkraman paham Islam liberal, juga tidak menyangka bahwa kasus penganiayaan Kemi mendapat perhatian khusus dari kalangan nasional hingga internasional.

Penganiayaan Kemi menjadi ramai diberitakan oleh media massa. Hal ini dinilai akan menjadi rintangan bagi proyek liberalisasi Islam. Memang hal ini di luar kontrol mereka. Ada oknum, yang dalam novel ini adalah Roman, yang melakukan penganiayaan terhadap Kemi. Oleh karena itu, seorang pengamat politik, Dr. Rajil, ditugaskan untuk membereskan kasus ini.

Awal keganjilan mulai tercium ketika si Roman hanya dituntut atas tindakan penganiayaannya terhadap Kemi, Padahal Roman sebelumnya telah diduga melakukan tindakan kejahatan lainnya yaitu penjualan manusia dan penipuan. Habib marzuki, seorang pegiat Islam yang dicap garis keras dan Bejo, sang wartawan, telah mencium bahwa ada yg aneh pada kasus kemi. Tuntutan jaksa membuat Habib Marzuki penasaran. Hal ini menjadikan dia ingin mencari tahu lebih lanjut mengenai apa yg terjadi.

Ternyata tak hanya Habib Marzuki yg penasaran. Dokter Nasrul pun, dokter yang merawat Kemi, juga mau tidak mau harus turun tangan dikarenakan Kemi telah dibawa kabur oleh orang tidak dikenal. Ia memutuskan untuk melakukan investigasi mengenai kasus yang tak biasa ini. Hal ini mengantarkan Habib marzuki dan dr. Nasrul bertemu dengan seorang wartawan bernama Ahmad Petuah, mereka berharap bisa menggali informasi lebih banyak tentang kasus yang Kemi.

Sedangkan Bejo  juga penasaran dengan kasus Kemi. Sayangnya Dr. Rajil telah menduga bahwa Bejo adalah orang yang harus mereka tangani. Oleh karena itu, Bejo sempat diculik dan ditawari untuk bergabung menjadi semacam penasihat pribadi Dr. Rajil. Namun, Bejo yang telah semakin dekat dengan Allah menolak tawaran ini.

Lalu bagaimana dengan Siti? Siti yg sempat menjadi rekan Kemi dalam mengkampanyekan paham Islam liberal kini telah bertaubat dan berubah 180o untuk melawan pemikiran-pemikiran Islam liberal. Berkat tulisan-tulisan di blog pribadinya. Siti mendapat undangan untuk menjadi pembicara dalam diskusi tentang kesetaraan gender di DPR. dia nantinya akan disandingkan dengan pembicara lainnya yaitu Dr. Demiawan Ita yang sudah malang melintang dalam memperjuangkan kesetaraan gender di indonesia.

Apa yang sebenarnya terjadi pada kasus penganiayaan Kemi? Siapakah yang membawa kabur Kemi? Siapakah Dr. Rajil sebenarnya?  Mampukah Siti melawan argumen-argumen Dr. Demiawan Ita dalam diskusi tentang kesetaraan gender? Temukan jawabannya dalam Kemi 2: Menyusuri Jejak Konspirasi.

Dr. Adian Husaini merupakan tokoh yang dikenal getol dalam melawan segala bentuk liberalisasi Islam yang berpotensi akan merusak ajaran Islam yang sebenarnya. Beliau sudah banyak menulis buku-buku yang berkaitan dengan pemikiran-pemikiran beliau untuk menunjukkan kepada umat tentang betapa berbahayanya liberalisasi ajaran agama Islam. Kali ini beliau menggunakan sarana novel untuk menunjukkan kepada umat betapa berbahayanya Islam liberal.

Novel ini cukup bagus bagi kalangan yang penasaran dengan apa yang dinamakan Islam liberal, tentu bukan untuk menganutnya melainkan untuk menjauhinya. Novel ini mudah dipahami dan dicerna bagi orang awam, namun memang agak dangkal dari segi sastra. 


Komentar Taufik Ismail terkait novel ini:
"Setelah wajah pesantren dicoreng-moreng dalam film Perempuan Berkalung Sorban, novel Adian Husaini ini berhasil menampilkan wajah pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yg ideal dan tokoh-tokoh pesantren yg berwawasan luas, sekaligus gigih membendung gelombang liberalisme."

No comments:

Post a Comment