Saturday, December 15, 2012

Rasa Memiliki

oleh: Hairi Cipta
opini ini adalah opini pribadi

Sense of belonging atau rasa memiliki adalah hal yang penting dalam berorganisasi. Sebagai orang yang berkecimpung dalam organisasi di fakultas, sense of belonging sangat penting agar bisa menjalankan organisasi lebih profesional. Memang pada kenyataannya, bukanlah hal yang mudah untuk terus memupuk sense of belonging di sepanjang masa kepengurusan.

Contoh nyata mengenai pentingnya  sense of belonging, dapat saya rasakan ketika debat calon ketua lembaga eksekutif di fakultas saya. Sebuah pertanyaan mengejutkan dilontarkan oleh salah satu pengurus harian lembaga eksekutif  (berarti dia juga rekan saya) kepada dua calon ketua lembaga eksekutif,"Kalian berdua sudah pernah berhubungan dengan lembaga eksekutif di tahun kepengurusan ini, sampaikan kritik kalian tentang lembaga eksekutif tahun ini?"


Ya.. pertanyaan itu dilontarkan oleh salah satu pengurus, entah dengan maksud apa. Ini bukan persoalan anti-kritik atau takut dengan kritik, persoalannya adalah posisi si penanya adalah sebagai salah satu pengurus. Ketika pertanyaan itu dilontarkan oleh orang lain yang bukan pengurus, that's no problem. Atau jika memang bisa diganti, ada baiknya si penanya menanyakan mengenai apa yang harus diperbaiki dari kepengurusan lembaga eksekutif di tahun kepengurusan ini. Dua hal yang hampir sama dengan rasa yang cukup berbeda.

Di sini sangat terlihat adanya krisis sense of belonging pada diri si penanya. Hal ini mengakibatkan dia belum bisa membedakan antara pernyataan dia sebagai pribadi dan pernyataan ketika dia menjadi bagian dari suatu organisasi atau lembaga. Tidak hanya di organisasi tingkat mahasiswa, di tingkat organisasi yang lebih profesional, baik itu pemerintah, perusahaan, maupun LSM. Pernyataan yang dikeluarkan ketika kita masih menyandang status sebagai bagian dari organisasi harus disampaikan dengan hati-hati. Harus ada batas yang jelas, pernyataan sebagai individu dan pernyataan sebagai bagian dari organisasi. Memang di sinilah letak kesulitannya, sangat sulit melepaskan atribut organisasi yang melekat pada diri kita. Sehingga solusinya dalam forum-forum tertentu, kita dipaksa untuk tidak mengeluarkan pernyataan sebagai individu.

Loyalitas terhadap organisasi menjadi penting di sini, ketika loyalitas itu hilang maka pernyataan yang dikeluarkan bisa jadi sebuah kekeliruan dalam memahami pemposisian dirinya dalam organisasi. Pernyataan yg dikeluarkan justru akan menjatuhkan organisasi itu sendiri, padahal pernyataan itu akan lebih layak dilayangkan di dalam internal organisasi bukan untuk konsumsi khalayak di luar organisasi tersebut.

Kalau menurut pendapat pribadi saya, kita boleh mengkritik habis-habisan organisasi yang kita tempati. Namun kritik itu disampaikan di tingkat internal, hal itu akan sangat berguna untuk evaluasi dan perbaikan organisasi. Kritik itu harus diselesaikan dahulu di tingkat internal sampai benar-benar selesai. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa organisasi tersebut sehat dan bisa menjalankan visi dan misinya dengan baik. Nah untuk mengambil pendapat dari kalangan eksternal, organisasi bisa melakukan survei kepada kalangan eksternal untuk memberikan kritik dan masukan untuk organisasi. Fungsinya sama, sebagai bahan untuk evaluasi dan perbaikan. Hal seperti yang saya sebutkan ini jauh lebih santun daripada yang dilakukan oleh penanya tadi.

Di organisasi kita belajar, memang ada sebuah aturan baku, jangan takut melakukan kesalahan dalam proses pembelajaran. Namun perlu digarisbawahi, hanya keledai yang terus-terusan melakukan kesalahan yang sama. Apapun organisasi anda, pupuklah sense of belonging dalam organisasi anda.

Semoga bermanfaat
Wallahu'alam bis shawab




No comments:

Post a Comment